JIKA KEMATIAN TIBA
Posted November 9, 2009
on:Beberapa hari dalam minggu kemarin hari-hari saya dihiasi dengan berbagai hal yang berkaitan dengan kematian.
Mulai dari hari Sabtu, 31 Okt, nonton sinetron Cinta dan Anugerah, koq ya pas adegan Avian dan Cynthia meninggal bersamaan. Dan sepanjang sinetron, cukup detail digmbarkan proses memandikan jenazah, perjalanan ke makam hingga dikuburkan. Tentunya dengan diiringi isak tangis keluarganya.
Kemudian hari Minggu, 1 Nov, misa digereja memperingati Semua orang Kudus. Otomatis juga menyangkut pada kematian. Para orang kudus dinyatakan ‘Kudus’ setelah mereka meninggal.
Sore harinya, aku menghadiri ibadat peringatan 100 hari meninggalnya mama dari seorang teman. Renungan yang diberikan mengenai bagaimana kita harus selalu bersiap sedia karena kedatangan kematian adalah seperti pencuri yang datang di malam hari.
Senin, 2 Nov malam, kembali aku menghadiri misa di gereja, Peringatan Arwah semua orang beriman. Kotbah romo otomatis mengenai kematian juga. Bagaimana kita sebagai orang Katolik mengimani bahwa semua orang yang meninggal akan membutuhkan doa-doa kita yang masih hidup didunia untuk membantu mereka agar dapat segera masuk ke surga. Khususnya mereka yang sedang dalam Purgatory (api penyucian). Jika 1000 orang plus 6 romo yang ber konselebrasi mendoakan mereka, Insya Yesus, mereka segera mendapat pengampunan dosa dan bisa masuk surga.
Semua ini membuat saya berpikir. Betapa benar bahwa kita yang hidup di dunia ini harus selalu berjaga-jaga. Kematian tidak pernah bisa diperkirakan datangnya. Bahkan orang yang sudah sakit kritis sekalipun, tidak bisa kita tebak kapan Tuhan sungguh menginginkan dia pulang. Ada orang yang kritis berbulan-bulan dengan batuan segala obat dan alat. Tapi ada juga orang yang hanya sakit perut ringan, dalam 2 hari dipanggil ‘pulang’. Kalau sudah begitu, apa yang bisa kita bawa ketika menghadap Dia ?
Katanya, detik terakhir sebelum kematian, masih memungkinkan kita untuk bertobat. Seperti penjahat yang disalib di sebelah Yesus yang bertobat dan diampuni. Tetapi apakah harus menunggu sampai detik terakhir baru kita mau bertobat ? Karena ketika kematian sudah terjadi, semua sudah terlambat. Arwah sudah tidak bisa meminta ampun sendiri pada Allah. Maka menjadi kewajiban kita yang masih hidup di dunia ini untuk mendoakan mereka, memohonkan pengampunan dosa bagi mereka. Dan sebagai gantinya, ketika mereka sudah tiba di surga, dan bergabung bersama para kudus disana, merekalah yang akan mendoakan kita yang masih berkelana di dunia ini.
Betapa hidup ini amat singkat dan tak terduga. Maka tidak ada salahnya pepatah yang mengatakan ‘hiduplah seperti engkau akan mati besok pagi’. Mengisi kehidupan dengan perbuatan baik, amal ibadah, rendah hati dan melayani sesama. Sehingga apabila sungguh kita mati besok pagi, tidak ada lagi yang patut disesali.
End your day as if you’re dying tonite
Ask forgiveness and forgive your enemies
as if there’s no more time tomorrow.
and when the time comes
there will be no regret
*2 Nov – Peringatan Arwah Semua Orang Beriman*
Malabar, 3 November 2009 – 2.51 pm
1 | Helen
November 14, 2009 at 6:53 pm
Meski surga dan neraka belum tentu ada…. ga ada salahnya juga kan trying to get better everyday and everytime… meski kita hanya manusia yang selalu lupa… haha… (BTW, emang kalo udah mati masih bisa menyesal ya?)
sitoingcantik
November 16, 2009 at 6:58 pm
Yup … konon katanya surga atau neraka itu sebenernya uda kita jalani sekarang di dunia ini. Kita sendiri yg ciptain ‘surga’ atau ‘neraka’ kita sendiri. Ntar kalo uda mati, uda gag bisa menyesal, gag bisa minta ampun lagi, tinggal mempertanggungjawabkan aja semua yg kita buat lagi masih hidup.