Sitoingcantik's Blog

S.A.K.I.T …..

Posted on: February 4, 2016

Siapa yang nggak pernah sakit ?  Namanya manusia, pasti pernah mengalami sakit, baik itu sakit fisik ataupun sakit non fisik.  Dulu kalau mengalami sakit fisik, bawaannya udah pengen maraaah aja. Semua jadi serba salah.

Dulu saya sering migrain.  Kalau udah kumat, bawaannya udah uring – uringan aja. Kerjaan semua serba salah.  Orang lain salah sedikit aja bisa bikin saya meledak.

Lalu juga suka sariawan, entah karena panas dalam atau karena kegigit / kepentok sesuatu.  Bawaannya bete aja, apalagi kalau sariawannya banyak dan gede – gede.  Udah ga bisa makan, minum aja susah …. Sengsara banget.

Apalagi kalau flu yang sampai nggak bisa nafas.  Nggak bisa tidur …. Duh ampun deh …. Miring kiri salah, kanan salah, rebah nggak bisa, duduk pegel, mau makan juga nggak selera.  Sengsara poll ….

Itu baru sakit fisik. Gimana kalau sakit non-fisik ? Zaman masih muda, saya merasa kuat, punya bekal iman yang cukup, jadi rasanya gak mungkin disakiti yang sampai bikin termehek – mehek, kalau istilah sinetronnya.  Dalam pergaulan, rasanya fine – fine aja, hampir nggak pernah punya musuh; sementara teman dan sahabat baik – baik semua.  Dalam keluarga, sejauh ini juga hubungan dengan saudara baik kandung maupun sepupu semua baik – baik aja.  Dalam percintaan, hmmm hampir nggak pernah disakiti yang sampai gimanaaaa gitu rasanya.  Dan dalam lingkup karierpun, rasanya semua juga berjalan biasa – biasa saja.  Pertengkaran dengan rekan kerja, dengan pimpinan,  masih dalam batas normal yang tidak membuat saya merasa sakiiiiit ……

Tapi bukan berarti saya nggak pernah sakit non fisik.  Sakit yang pertama kali saya rasakan adalah ketika harus merelakan mami kembali ke pangkuan Bapa.  Ketika mami di diagnose kanker paru-paru,  rasanya saya nggak sempat bersedih, karena seketika itu juga saya, mami dan papi berburu pengobatan kesana kemari, karena mami nggak mau di chemotherapy.  Heboh itu cuma berlangsung selama 6 bulan, karena secepat itu juga mami dipanggil Tuhan. Disitu baru saya merasa sakit dan marah. Rasanya nggak terima, saya baru kuliah tingkat 1, harus mengambil alih semua tugas mama mengurus rumah.  Tapi toh saya nggak berlama – lama tenggelam dalam kondisi itu. Saya harus segera pulih, karena merasa punya tanggung jawab meneruskan hidup dan keluarga ini.  Life goes on.

Lalu yang kedua, ketika papi juga dipanggil Bapa 10 tahun kemudian.  Tapi inipun nggak lebih sakit dari waktu mama meninggal.  Pertama memang saya kurang begitu dekat dengan papa.  Bukan berarti saya nggak sayang papa, tapi ya hubungan kami memang nggak akrab. Baru saat – saat terakhir dia sakit, kita jadi lebih dekat.  Jadi periode ini pemulihan saya jauh lebih cepat. Apalagi saya sudah menikah dan punya anak sehingga kesibukan dalam keluarga membuat saya cepat melupakan rasa sedih dan sakit yang muncul.

Waktu terus berjalan, hidup saya didominasi oleh berbagai permasalahan keluarga.  Jatuh bangun, kecewa dengan suami, kesal dengan tingkah laku anak – anak, well ….. masih bisa dibawa nyanyi “sakitnya tuh disini …..di dalam hatiku ……”.  Kalau masih bisa nyanyi, artinya toh nggak sakit – sakit amat lah ….

Tapi ternyata sakit non-fisik yang paling parah saya alami, baru beberapa waktu lalu dan saat ini pun ternyata masih dalam taraf penyembuhan.  Koq pake ‘ternyata’ ?   Ya, karena ketika permasalahan ini terjadi, saya malah nggak merasakan, tapi orang – orang sekeliling, teman – teman terdekat, semua ribut melihat badan saya yang makin kurus, raut muka yang suram, kadang seperti orang linglung, pelupa.  Kalau saya bercanda, kata teman – teman bercandanya garing, nggak seperti saya biasanya.  Kata mereka, saya lagi galau. Mmmm …. galau tu apa sih ?  Begitupun, saya masih nggak menyadari apa yang sesungguhnya terjadi.  Karena saya merasa menjalani hidup biasa – biasa saja. Saya nggak menyadari kalau berat badan saya turun sampai 4 kg. (Catet : Resep diet paling jitu itu adalah galau, percaya deh!).

Tanpa perlu menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, saya cuma mau bilang, sakit non – fisik ternyata bisa berakibat lebih parah daripada sakit fisik.  Kenapa ? Karena sakit non – fisik yang berupa perasaan marah, dilecehkan, diabaikan, sungguh bisa merusak dan menghancurkan tubuh jasmani dan rohani kita.  Apalagi ditambah dengan penyangkalan (denial) dari dalam diri sendiri :

 “saya baik – baik aja koq, saya nggak apa – apa”

“I’m fine, I’m okay …. Nothing happened to me…” 

“If I hurt, then it was my fault….” 

“wah, kenapa ya dia gitu, gara -gara saya gini ya ? wah, saya salah ya?”

yang justru membuat kehancuran itu makin dahsyat.  Karena seperti luka yang pada permukaan kulitnya sudah kering, mulus dan bersih, tetapi dibawah permukaan kulit itu boroknya terus menggerogot kedalam hingga mencapai syaraf.

Beruntung saya memiliki 2 orang sahabat, yang juga rohaniwan,  yang mampu menyadarkan saya.  Bahwa kalau saya terus memelihara dan tidak mencungkil kulit luar untuk membersihkan borok didalam, saya akan mati.  Ya, mati secara rohani karena borok itu infeksi, dan akan meracuni hati saya.  Mencungkil kulit yang sudah mulus memang malesin banget, sudah pasti sakit …. dan memang sakit !!  Tapi harus dilakukan.  Dan memang akhirnya saya lakukan.  Damn, sakit banget !!!  Menyadari dan mengatakan pada diri sendiri ‘ya saya terluka’ jauh lebih menyakitkan daripada menyangkalnya.  Dan proses itu masih harus dilanjutkan dengan satu tahap lagi, yaitu mengampuni orang, siapapun dia, yang telah menyakiti itu tanpa kecuali.  Maksudnya ? Ya, mengampuni saja, dengan tulus …. tanpa perlu lagi membela diri dengan ‘tapi kan ….’,  tanpa  berharap ada permintaan maaf dari yang melakukan.  Gampang ? Nggak, gila !! Susah banget !! Apalagi kalau membayangkan atau melihat orang yang bersangkutan seperti nggak ada beban, nggak ada rasa bersalah ….. ‘tapi kan ….’ Itu pasti muncul lagi.  Dan proses mengampuni ini ternyata jauh lebih susah daripada mencungkil kulit dan membersihkan borok ……

Tapi puji Tuhan, sekali lagi saya berterimakasih sekali dengan 2 orang sahabat rohaniwan saya, yang terus memberi semangat dan dukungan disertai doa, tanpa menyalahkan siapapun sampai akhirnya saya mampu mengatasi semua itu.  Saat ini, mudah-mudahan borok itu sudah bersih, karena kulit yang dicungkil, juga lukanya sudah merapat lagi.  Mudah – mudahan borok itu tidak jadi infeksi lagi.

Well, usahakan selalu jaga kesehatan, baik itu kesehatan fisik maupun non – fisik.  Tapi yang terutama kesehatan non fisik, alias rohani.  Karena kalau sampai sakit, jauh lebih membahayakan daripada sakit fisik yang dokternya ada dimana – mana.  Believe me, sakit non-fisik itu  “sakitnya tuuuuuh …..disiniiiiih ….. daleem banget …..”

 

Early February 2016

Leave a comment

Come n join me @ dBC Network

February 2016
M T W T F S S
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
29  

Blog Stats

  • 32,648 hits

Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 5 other subscribers

Recent Comments

sitoingcantik on CATAMENIAL PNEUMOTHORAX
sitoingcantik on CATAMENIAL PNEUMOTHORAX
sitoingcantik on CATAMENIAL PNEUMOTHORAX
sitoingcantik on CATAMENIAL PNEUMOTHORAX
Andiswanda on CATAMENIAL PNEUMOTHORAX
WordPress.com

WordPress.com is the best place for your personal blog or business site.