Sitoingcantik's Blog

Archive for the ‘ME & MY FAMILY LIFE’ Category

Hallo teman-teman semua,

Sudah lama sekali blog ini tidak saya update, maaf ya.  Banyak kesibukan yang harus saya lakukan yang membuat saya sedikit mengabaikan blog ini.  Sejalan dengan itu cukup banyak juga kejadian yang terjadi antara saya dan Tama.

Sejak tulisan terakhir saya, July 2010 kondisi hubungan kami sekeluarga terus up and down.  Tama sudah jauh lebih stabil, tapi bukan berarti dia sudah betul-betul bisa bersikap manis.  Ada banyak waktu dimana Tama bersikap sangat manis dan manja pada saya.  Tapi jika ada masalah dengan internetnya, dengan gadgetnya, dia bisa marah-marah lagi tanpa bisa diketahui penyebab utamanya, karena dia tidak mau bicara.  Ya, ini dia kendala yang masih mengganjal selama ini.  Meskipun Tama mau bersikap baik, mau menggoda saya, tapi dia tidak mau bicara ! Dia mau berkomunikasi dengan saya, tapi dengan bahasa isyarat, bahasa tubuh dan bahasa ‘kucing’.  Kucing ? ya, entah kenapa kedua anak saya menyukai kucing dan mereka sering bercanda berdua dengan menjadi kucing.  Dan ‘bahasa’ itu juga yang digunakan dengan saya, sehingga saya harus menebak-nebak.  Tapi yah, demi ketentraman seluruh keluarga, saya mencoba bersabar dan mengikuti permainan ini.

 Sejalan dengan itu, Tama menyelesaikan SMPnya dengan nilai yang lumayan.  Acara graduasi juga berjalan menyenangkan, Tama mau berfoto dengan wajah ceria bersama saya.  Hmm, I really enjoy those moment ;).  Lalu memasuki masa liburan panjang, nah ….. disinilah sumber bencana baru dimulai.

Liburan yang terlalu panjang membuat Tama mempunyai sangat banyak waktu untuk berselancar di dunia maya.  Hampir sepanjang harinya diisi dengan duduk di depan komputer.  Tidak ada alasan bagi saya untuk melarangnya, kecuali mengingatkan waktu tidurnya.  Makin lama dia di depan internet, makin banyak hal yang menarik dia untuk bertahan di depan komputer.  Ups, jangan salah …. Tama tidak bermain game online seperti kebanyakan anak-anak seusianya.  Tapi dia mendownload lagu-lagu, aplikasi-aplikasi add on, dan mengamati berbagai perkembangan di dunia IT dan dunia secara umum.  Dia bisa berjam-jam bertanya jawab dengan om Wiki dan om Google yang selalu bisa memberikan jawaban sedalam apapun yang Tama gali.  Selain itu Tama juga mulai menunggu dan mendengarkan live conference dari launching berbagai gadget dan perkembangan teknologi lainnya.  Dia juga mengikuti pidato-pidato presiden Obama serta pemuka-pemuka negara lainnya.  Hmm, apa yang salah dengan semua ini ?? Pemahaman bahasa Inggrisnya juga maju pesat.  Bagus kan, dia mau menambah ilmu dan selalu jadi ‘updated’ dengan hal-hal terbaru ?  Memang betul ….. kelihatannya tidak ada yang salah.  Itu sebabnya pada awalnya saya biarkan.  Tetapi lama kelamaan menjadi sangat salah, karena hampir semua live conference yang ditunggu Tama itu terjadi di Amerika Serikat. Dan umumnya acara-acara seperti itu diadakan pada jam-jam produktif, yaitu sekitar siang menjelang sore.  Nah, sudah mulai bisa melihat permasalahannya ? Betul sekali !! siang menjelang sore di Amerika = tengah malam menjelang subuh di Indonesia.  Artinya, Tama mulai makin sering begadang !!

Selama masih libur, hal ini belum terasa jadi masalah besar.  Dia begadang hingga jam 3 pagi, lalu tidur dan bangun jam 12 siang.  Tapi ketika masa sekolah mulai, hal ini mulai mejadi 1 masalah yang sangat besar !!  Kenapa ? Karena Tama mulai ‘addicted’ dengan semua informasi-informasi terbaru.  Dia mulai merasa ‘tidak bisa ketinggalan berita’.  Dia harus selalu jadi yang pertama tahu informasi terbaru.

Sejalan dengan waktu, Tama sudah masuk SMU.  Dia tidak meneruskan ke SMU lanjutan dari SMP nya, tetapi kembali ke komunitas ex SDnya.  Saya berharap agar Tama bisa memulai lembaran baru dan melupakan pengalaman buruknya di SMP.  Dengan adanya teman-teman lamanya di SD dulu, mungkin bida mengembalikan keceriaannya.  Dan kelihatannya ada hasilnya.  Meskipun belum seceria masa SDnya, tapi kelihatan Tama lebih bergairah ke sekolah.  Puji Tuhan untuk hal ini.  Tapi kebiasaannya begadang menjadi kendala yang makin lama makin besar.  Tama mulai tidak pernah tidur sebelum jam 1.  Awal-awalnya dia masih mau kalau diminta tidur dan hanya begadang sampai pagi pada malam libur (Jum’at, Sabtu dan hari libur).  Tapi lama-lama hampir setiap hari dia begadang.  Jam tidurnya makin mundur. Jam 1, jam 2, jam 3 dan akhirnya mulai sering tidak tidur sampai waktunya berangkat sekolah.

Berkali-kali diingatkan, dan berkali-kali itu juga akhirnya kami ‘clash’.  Tama tidak bisa melepaskan diri dai ‘adiksi’ nya itu.  Sehingga kami memutuskan untuk kembali membawa Tama menemui om Iwan, hypnotherapistnya.  Untungnya Tama mau.

Singkat cerita Tama kembali di therapy oleh pak Iwan.  Untungnya lagi, menurut pak Iwan, dari diri Tama sendiri ada kemauan untuk berubah. Tapi rasa ‘adiksi’ itu sudah sangat kuat, sehingga tidak bisa serta merta dia meninggalkan keinginannya untuk online.  Tetapi paling tidak dia sudah berjanji pada om Iwannya untuk merubah semua itu.  Selain itu dia juga mulai mau bicara dengan saya.  Puji Tuhan, meskipun masih sepatah dua patah karena canggung, tapi at least dia sudah mau mencoba.  Tama juga mau ketika diajak pergi bersama sekeluarga.  Meskipun kadang dia menunjukkan wajah bête, tapi saya menghargai usahanya untuk menahan diri dan tidak ngambek, kecuali diam saja.

Dan ketika tiba waktunya pembagian rapor tengah semester, terus terang saya cukup surprise, karena nilai-nilai Tama ternyata nggak jelek-jelek amat.  Rata-ratanya semua masih diatas KKM. Padahal rasanya saya hampir tidak pernah melihat Tama membuka buku untuk belajar.  Well, saya harus bersyukur untuk ini tentunya, tapi disamping itu juga saya jadi bingung, apa yang harus dibicarakan untuk membuat Tama mau menambah porsi belajarnya dibanding porsi berselancar di internet ??!?!?

Well, masa-masa ini tentu sangat berat buat Tama. Disatu pihak dia tahu tugas dan kewajibannya, dia mau memenuhi itu, tapi dia juga masih sulit mengendalikan adiksinya.  Masa ini juga berat buat saya dan anggota keluarga lainnya.  Karena ketika Tama menghadapi dilema, atau kendala teknis internet yang lemot, bandwidth terbatas dan lain-lain, sering ‘bad mood’ nya muncul lagi.  Tapi syukurlah dia mulai bisa mengendalikan untuk tidak marah berlarut-larut.  Malah terkadang kendalanya jadi pindah ke saya.  Karena bagaimanapun saya juga manusia.  Ketika sedang cape, lelah, ada beban masalah lainnya, saya juga jadi mudah tersulut untuk memarahi Tama.  Jadi sat ini kami berdua sedang berjuang, tapi semuanya adalah untuk kebaikan Tama.  Untungnya anggota keluarga lain, suami dan adik Tama cukup supportif untuk, paling tidak, tidak merecoki pergumulan kami berdua.

Saya percaya, pergumulan ini akan tiba di satu titik yang membahagiakan semuanya.  Yang penting kita semua berusaha sungguh-sungguh, dan memohon pertolongan dari Dia Yang Punya Kuasa.  Karena betapapun kita berusaha, jika tanpa perkenanan Yang Kuasa tidak akan mungkin terjadi.  Jadi saya biarkan semua mengalir dengan segala dinamikanya, kadang kami bisa dekat bercanda tawa, disaat lain Tama marah dan tidak mau disentuh saya.  Tapi selama semua ada progressnya, biarlah semua pengalaman ini mendewasakan Tama dan juga saya.

 (Kejadian terakhir – kemarin malam, saya merasa sepertinya Tama menguji kesabaran saya dengan terus berlama-lama begadang dan begadang lagi, sekalipun sudah diingatkan.  Sehingga saya mengambil 1 tindakan drastis dengan menyita iPod kesayangannya. Saya sudah memperingatkan dia akan hal ini, tapi dia terus mengabaikan.  Sekarang Tama sedang marah dengan saya.  Dia menjelaskan melalui surat bahwa dia sedang berusaha, tapi saya tidak melihat itu.  Well, mungkin saya salah, jadi saya sudah meminta maaf pada Tama.  Seperti kata saya diatas, biarkan sajalah semua ini mengalir. Ini adalah media pembelajaran kita semua.  Barangkali Tuhan memang ingin kami menjalani semua ini untuk kepentingan lain nanti, pada waktunya.  Saya percaya, segala apapun yang terjadi pasti ada hikmahnya, entah kapan waktunya).

Meruya, 27 Oktober 2011

15 tahun yang lalu ………

3 Febr 1996 – 4.00 am
Riiiing ……… alarm wekerku berbunyi …..
Aduuuuh ….. masih ngantuk banget, masih gelap pula ……
Kenapa sih ini alarm koq bunyi jam segini ? kan hari Sabtu ?!?!

Ups ……tiba-tiba baru aku tersadar,
Ini hari bahagiaku …… aku harus cepat-cepat ke salon nih ……
Kutengok wekerku, wah …. Udah 4.20 ….
Cepat-cepat aku mandi dan membangunkan Rico, sepupuku, yg bertugas mengantarku ke salon

Segera berangkat, 15 menit aku tiba di salon
Karena terlambat, aku diomelin …… ‘kan janjinya 4.30 ….. saya ada janji lagi nih setelah ini …’ katanya setengah mengantuk. Aku diam saja ……

Lalu dengan cekatan ia dan asistennya segera menata rambutku dan memoles mukaku.
Rico tertidur lagi di sofa …. Enaknya ……

Sekitar pk 6.30 semua selesai, dan aku pulang.
Udah nggak bisa nyetir deh …… karena kalau duduk tegak, rambutnya nyangkut 😉
Tiba dirumah, adikku Helen udah bangun, papip juga udah bangun, kita sarapan.
Tiba-tiba aku mulai senewen ……
gimana kalau nanti jalanan macet ?
gimana kalau nanti misdinarnya ada yang nggak datang?
gimana kalau nanti koornya salah ?

ah …… saat itu aku belum mengandalkan diri pada Nya. Belum !
Semua masih berkutat dengan pikiran dan pikiranku sendiri.

Hari ini …… 15 tahun kemudian ……
3 Februari 2011 – 1 am
Kembali terbayang semua yang terjadi 15 tahun lalu ……
Awal dari semua yang ada dihadapanku saat ini
Suami …… dan 2 buah hati ……
Dengan segala kenangan bersama mereka sepanjang 15 tahun ini
Yang lucu ……… banyak ………
Yang menegangkan ……… ada ……
Yang memalukan ……… ada juga ………
Yang menyebalkan ……… banyak ……
Yang indah … pasti lebih banyak ……

Tidak terasa waktu sudah berjalan demikian panjang
15 tahun ………
Rambut putih sudah mulai menyembul disana sini dikepala suamiku
(kalau dikepalaku sih udah dari dulu ……)
Membaca novel tidak lagi menjadi kegiatan yang paling menyenangkan bagiku
Karena harus ada kacamata bertengger dihidungku …huh ….
(untung seri Harry Potter sudah selesai ……)
Dan anak-anak ………
Tinggi mereka sudah hampir menyamai tinggi ku sekarang
Kegiatan mereka sudah mulai sering menjadi hambatan bagi acara keluarga.
Persoalan rumah tangga dan kehidupan, sudah tak terhitung banyaknya
Dari yang sederhana, sampai yang cukup bikin pening kepala

Denyut kehidupan sudah mulai berubah arah ………
Suasana rumah sudah tidak lagi hingar bingar dengan celoteh dan tangis
Keheningan mulai sering menyergap
Anak-anak yang asik dengan tugas dan kegiatannya sendiri di kamar
Suami yang pulang larut karena jalanan macet makin parah

Aku ??
Ya mestinya aku juga berubah.
Makin bijaksana ? mudah-mudahan ………
Makin bawel ? bisa jadi ………

Tapi satu yang aku tau tidak pernah berubah
KasihNya pada ku dan keluargaku.
DIA tidak pernah berubah.
Setiap permasalahan yang Dia berikan, membuat aku belajar mengatasinya
Dia menguatkan aku setiap aku mulai goyah
Dia mengingatkan aku setiap aku mulai lupa
Dia mengusap air mataku setiap aku menangis
Dia tertawa denganku ketika aku bahagia
Dia membiarkan aku makin hari makin dekat padaNya
Tidak pernah sedetikpun Dia meninggalkan aku

Terima kasih Tuhan,
Untuk penyertaanMu selama 15 tahun ini
Untuk semua orang yang Kau perkenankan hadir dalam kehidupanku selama 15 tahun ini
Anak-anak dan suamiku, keluarga besar kami,
Teman-teman dan sahabat, baik yang menyayangiku maupun yang membenciku,
Yang menghargaiku maupun yang melecehkanku,
Semuanya memperkaya imanku padaMu.

Hari ini, Tuhan, jika Engkau ijinkan
Biarkan aku nikmati kebahagiaan dan damaiMu
Melalui semua orang yang aku temui
Melalui setiap peristiwa yang aku alami
Jika Engkau ijinkan, Tuhan
Aku ingin menemani suami dan anak-anakku selama mungkin
Sampai saatnya mereka tidak membutuhkan aku lagi
Jika Engkau ijinkan, Tuhan
Aku ingin terus melayaniMu
Melalui orang-orang yang ada disekelilingku
Menjadi telinga bagi mereka yang perlu didengarkan
Menjadi bahu bagi mereka yang perlu bersandar
Menjadi tangan dan kaki bagi mereka yang perlu ditopang
Mungkin yang kulakukan hanya hal-hal sepele saja
Tapi didalam namaMu, Tuhan,
Jika Engkau ijinkan
Biarkan semua itu berarti.

15 tahun yang lalu
Kuawali semua ini dengan berkat perkawinan hanya dariMu ………

Meruya, 3 Februari 2011
On my 15th Wedding Anniversary – I love you Nusa, Tama, Nadine ……
I love you, Jesus

Hi … smua … it’s time to share my updates abt  my eldest son’s progress 😉
Tapi sebelumnya sy mau bilang, pokoknya apapun usaha kita dalam segala hal, jangan pernah lupa untuk mengundang Tuhan untuk ikut serta. Beneraaaaan deh ……

Nah crita ttg Tama sekarang ya …..
Dalam 1 minggu itu bisa dibilang perkembangan Tama lumayan OK. Kebetulan ada semacam seminar ttg motivasi di sekolahnya dan Tama cerita, bahwa yg dijelasin nggak jauh dari yg udah diterangin om Iwan. Ttg memberdayakan otak, cara kerja otak, konsentrasi dll yg cuma ‘kulitnya’ aja. So dgn bangganya dia cerita, bahwa dia nggak ngedengerin tapi malah menjelaskan ke temannya detail dr yg diterangin penceramah … wew …. hebat amat!! Tapi itu artinya, apa yg didiskusikan selama 2 jam minggu lalunya, beneran masuk ke Tama sampai dia bisa nerangin ke temannya, kan ?

Seminggu setelah kunjungan ke hypnotherapist itu, kita datang lagi. Sempet agak deg2an, karena malamnya Tama begadang lagi. Wah ntar kalo dia gag mau bangun n marah2 lagi, gimana ya ? Tapi untungnya pas dibangunin, dia mau bangun n mandi meskipun agak manyun dan matanya nggak melek2. Tapi yg melegakan dia bilang gini “gag apa2 kan ngantuk2, ntar kan lebih gampang di hipnotisnya……” Jiaaaah …….

Kali ini kita janjiannya pagi. Dan belajar dari pengalaman minggu lalu, kali ini Nadine nggak ikut dan kita juga udah well prepared. Nusa bawa laptop, saya bawa novel. Daripada bengong 2 jam ???

Sampe disana, saya n Nusa ditanya perkembangannya yg sebenernya juga uda saya inform sebagian via email. Singkatnya dia udah siap utk di terapi kali ini. Maka kembali kita ber2 nunggu selama 2 jam …. buka novel, ngantuk … lep2 an … Nusa juga sama, buka laptop, tapi banyakan meremnya ….. hm …. akhirnya lewat juga 2 jam ….

Tama keluar dg senyum2 lagi …. dan ganti kita yg masuk. Pak Iwan menjelaskan, bahwa sesi hypnotize tadi agak sulit, karena Tama masuknya ‘dalam’ banget (tidurnya, maksudnya), sehingga ketika ditanya bicaranya nggak jelas, spt orang ngigo. Tapi sempat tertangkap, bahwa ternyata penyebab awal “luka” nya yg membuat dia menarik diri dari pergaulan bukan kejadian2 di SD kls 6 atau SMP awal. Bahkan bukan karena bullying yg dialami. Tapi kejadian awalnya adalah di TK !! Buset !! Sepintas lalu saya ingat, dia memang pernah nyebut waktu ngobrol2 dgn saya, tapi dia bilang kejadianya dia sendiri nggak ingat, cuma dia merasa ‘ngak seneng’ nya itu waktu di TK.

Jadi kejadiannya waktu dia lagi mainin mobil2an yg sebelumnya udah beredar dari tangan ke tangan, eh koq ya yg ditegur dia pas mobil2an itu ada ditangannya. That’s it !! Kejadian sederhana yg mungkin buat orang lain bisa dilewati sambil lalu, tapi ternyata itu membekas di Tama. Selama SD mungkin nggak ada kejadian yg memicu ingatan ttg itu, tapi mungkin dg kejadian bullying yg dialami plus pikirannya yg udah jauh lebih berkembang, membuat dia menghubungkan memori bawah sadarnya yg dari TK itu dan membuat dia berpikir “kenapa dr TK koq kalo berhubungan dg temen, gw selalu sial ya ?” lalu memutuskan utk  “OK deh … ternyata semua gitu ya sama gw, semua sucks …. gw ga perlu temen lagi”

Oleh pak Iwan hal itu dinetralisir dan kedalam pikirannya dimasukkan program2 positif ttg berteman, ttg dirinya yg bukan pembawa sial dan tidak selalu sial. Saya juga diberi sugesti yg berbeda utk dibacakan waktu hypnosleep.

Menurut pak Iwan, terapinya udah cukup. Tama nggak perlu balik lagi asal hypnosleepnya dijalanin terus dan affirmasi yang harus Tama baca sendiri jg dijalanin. Selain itu Tama juga diajarin untuk bisa self healing kalau dia lagi kesel, nggak tau gimana caranya karena Tama jg nggak mau kasi tau saya ;(.

Gitu deh ….. singkat cerita, besoknya hari Minggu, Tama sempet marah lagi. Gara2 dipaksa ikut acara makan dg keluarga besar Nusa. Di resto, dia cuma telungkup di meja, ngak mau makan or apapun juga. Tapi waktu pulang, karena saya n Nusa harus langsung pergi lagi, saya sempat bisikin Tama ‘Tam, kamu kan udah diajarin caranya ngilangin marah, coba dong kamu lakukan ya … nanti mami pulang, kamu udah nggak kesel lagi, OK ?’. Lalu kami tinggal.

Ketika pulang, puji Tuhan …. dia udah ketawa2 n seperti ngak ada apa2. Jadi kitapun bersikap spt nggak ada apa2 juga deh …..

Tgl 11 Juni Tama terima rapor kenaikan kelas. Beberapa hari sebelumnya dia cerita, ada gosip, Tama ranking 1. Waduh ?? ngak salah nih ? Seneng banget kalau bener, tapi juga was-was. Kenapa ?

Gini ceritanya ….. waktu raport semester 1, nilai Tama masih ada 2 – 3 nilai yg dibawah KKM (singkatan apa sih ya ? pokoknya nilai rata2 minimum gitu deh). Sementara Tama selalu minta sesuatu yg ‘high end’ yg menurut saya nggak worth dengan prestasi dia. Jadi saya challenge dia. Kalo Tama bisa masuk 10 besar, boleh deh mami beliin PS3. Kalo bisa 5 besar, hmmm …. i-pod deh. Kalo bisa ranking 1, mau i-phone juga mami beliin. Nah ….. ternyata kali ini maminya kena senjata makan tuan ….. makanya jangan pernah underestimate anak kita ya ……;)

Jadilah, tgl 11 Juni, Tama sudah berangkat duluan karena ada upacara katanya. Saya datang jam 10an, didepan kelasnya Tama lagi duduk2 dengan piala disebelahnya. Waduh …. ternyata bener rek …. dia juara 1. Saya jadi deg-degan. Terharu iya, seneng iya, kaget juga, panik juga …. uang belanja gw tekor abis nih ….. buat menuhin janji !!! Wadow !! Saya sms Nusa, jawabannya juga sama “wah .. tekor deh”.

But above all, I thank God sooo much …. kenapa ? karena perolehan ranking 1 ini sungguh menjadi pembuktian buat dirinya sendiri bahwa ternyata dia bisa berprestasi. Selama ini kan dia juga suka merasa nggak ada apa2 nya dibanding adiknya Nadine yg selalu ranking 1 – 3. Meskipun sejujurnya standard nilai di sekolah Tama memang rendah dibanding sekolah adiknya (dan sekolah2 lain, ternyata). Tapi paling nggak ini rencana Tuhan untuk memperbaiki ‘percaya dirinya’.

Waktu saya lapor pak Iwan, dia bilang, ini kan bukan hasil hypnotherapy, tapi ternyata tekanan2 yg dialami Tama selama ini justru membuat dia malah jadi mengkompensasikannya ke pelajaran. (Oh ya, 1 lagi, selain ranking 1 Tama juga juara 1 lomba science antar kelas.) Jadi mestinya selanjutnya Tama akan bisa lebih baik lagi.

Efeknya memang langsung kelihatan. Dia mulai mau meng-add teman2 di FB yg selama ini dicuekin. Kalau ada yg ngajak chat, dulu2 selalu gag pernah dia balas, sekarang bisa begadang sambil chat juga. Apalagi yg bisa saya bilang selain ‘Tuhan maha baik’?

Diluar persoalan Tama, ada lagi kebaikan Tuhan …..
Minggu lalu saya n Nusa belanja bulanan di Hypermart. Beliin anak2 es krim ah … M**i C******o 2 dus. Eh lagi muter2, Nusa denger ada announcement kalo W***s ada hadiahnya …. jam 8 mulai. Salah satu hadiahnya i-pod!! Wah … pas liat jam … 7.40. Belanjanya juga udah kelar. Ya udah .. ke kasir, bayar, lalu Nusa ke counter W***s. Masih nunggu 5 menit, saya taro barang2 ke mobil, lalu ikut masuk lagi ke counter W***s. Ternyata ada 10 hadiah langsung, 2 diantaranya i-pod. Caranya ? semua yg uda bawa bon pembelian produk tsb  disuru cari SPG produknya yg pake topi koboy ….. haaa …. lari lah semua yg bawa bon …. Nusa dapet di urutan ke 3. Jadi dia entitled untuk ambil kupon. pasti dapet, tapi yg i-pod cuma 2, selebihnya tiket Dufan. Pas Nusa ambil, aku cuma doa dalam hati “Tuhan … i-pod dong .. i-pod dong .. buat Tama nih …”. Waktu kupon dibuka …. eh ternyata bener!!! Dapet i-pod shuffle, asli!!! Gila !! kuasa doa emang keren ya ….. rupanya berbarengan waktu aku doa Nusa juga doa yg sama smbil tanganya ambil kupon (haa … sambil nulis ini saya jadi misty lagi …. ). Dimobil, kita bedua ketawa2 n Nusa nyanyi2 ” …. how great Thou Art ….”.

Mungkin buat sebagian orang, ini cuma sepele aja … hal kecil, kebetulan, pas hoki, whatever …… sah-sah aja sih. Tapi buat kita,buat saya, saya percaya kejadian sekecil apapun semua terjadi dengan perkenanan Tuhan. Dan semua harus disyukuri.

Jiaaah … koq jadi kesaksian ya ….. 😉
But this is what happend to me, to us lately. Mungkin Tama juga jadi saluran Tuhan untuk buat kita jadi makin percaya sama Dia. Bukannya mau sok suci, gaul mah teteup ….. hahaha 😉

OK, that’s my latest story. Will update you all again if any. Minta doa dan dukungannya selalu ya buat Tama, supaya progresnya makin hari makin baik, ok ?

Meruya, June 2010

Sejak bln April 2010 saya mulai merasa ada yg berubah pada Tama, my eldest son. Kayaknya nggak boleh tersinggung sedikit, bisa langsung marah-marah yg sampe gimanaaa gitu. Malah sampai sempet kabur!! Iya … mau kabur dari rumah, sampai 3x (beda kejadian penyebabnya).

Jadi dari yg waktu dia kabur itu, tgl 30 April, situasi hubungan Tama dan kami sekeluarga dirumah up and down. Kadang baik, kadang dia marah2 lagi, very sensitive deh pokoknya. Jadi kita semua harus extra hati2, jangan sampai bikin dia kesel or marah.

Tapi ternyata pas tgl 17 Mei, hari ulangtahun Nadine, kejadian lagi. Tama nyuruh Nadine matiin modem, waktu dia mau mandi, tapi Nadine lagi terima telpon dr tante Helennya. Sampai Tama selesai mandi, masih belom dimatiin modemnya, ngamuk lagi deh dia. Sampe sy pulang, dia marah-marah. Dalam salah satu percakapan kita, saya sempet ngomong “jangan gitu dong Tam, memangnya semua yg mami lakukan selama ini nggak ada artinya buat Tama?” dia jawab spontan dan keras “NGGAK !!” Gak tau mungkin karena saya juga lagi cape, jawaban Tama tu bikin say sedih dan sakit hati banget. Tiba2 aja saya nangis didepan Tama (padahal biasanya paling saya hindari utk nangis didepan anak). Gara2 itu, nggak tau karena dia merasa salah, atau malah marah, dia jadi diam lagi, istlah dia sendiri “madesu”. Padahal itu hari pertama dia ulangan umum. Nggak tau dia udah belajar atau belum, semalaman itu dia nggak belajar lagi. Cuma diam dan tidur.

Sampai besoknya, pulang sekolah, dia begitu terus. Nggak mau makan, nggak belajar, diam dan tiduran terus, sampai saya pulang. Saya berusaha ajak dia ngomong, dia malah marah2, ngamuk. Tiba2 dia kekamar Nadine bawa bantal guling dan pukul Nadine pake bantal itu 2x. Nadine sampai ketakutan. Saya suruh dia mandi, malah mukul2 tembok dan tendang2 dinding kamar mandi. Terus saya temani dikamar, berusaha baikin, sampai akahirnya Tama mau juga berkomunikasi melalui tulisan. Jadi rupanya kejadian kemarin itu membuat ‘hancur semua rencana belajarnya”. Makanya dia nggak mau belajar. Hampir 3 jam saya berusaha sabar, temani dia, dan meyakinkan dia bahwa dia harus belajar demi masa depannya. Akhirnya dia mau juga mulai buka buku pelajarannya. Fiuh !!!

Dari sini, saya merasa udah nggak mungkin lagi saya menangani sendiri, saya perlu bantuan ahli. Karena rasanya ada sesuatu yg membuat Tama jadi seperti ini yang diluar jangkauan saya sebagai maminya aja. Dari banyak teman saya dapat masukan psikolog, psikiater, meditasi, sampai hypnotherapy. Psikolog dan psikiater rasanya saya nggak mau. Karena pastinya Tama akan diajak ngobrol, digali dan belum tentu dia mau ngomong. Wah … bisa2 nanti sampai 2 – 3 jam dia cuma diem aja sementara argo psikolognya kan jalan terus … ;). Jadi saya pikir, rasanya hypnotherapy mungkin cocok. Ada beberapa nama yg saya terima, salah satunya yg akhirnya saya hubungi adalah pak Iwan. Pertama adalah karena beliau ini juga orang Katolik. Rasanya koq lebih sreg kala yg seiman ya ;).

So keesokan harinya saya coba kontak beliau, dan tanggapannya sangat baik. Saya ceritakan via telpon masalah Tama secara ringkas, kemudian dilanjutkan juga via email, pak Iwan berkenan utk ngajarin saya melakukan hypnosleep buat Tama. A bit surprise, karena saya belum buat janji apa2 utk konsultasi dengan beliau, tapi beliau udah mau bantu. Well, saya pikir mungkin emang ini jalan yang ditunjukkan Tuhan juga. Jadi ya udah, saya jalani aja.

Malamnya saya coba terapkan hypnosleep ini. Hmm … I’m amaze with myself, ternyata gw bisa juga lho kaya Uya Kuya … meskipun masih dlm bentuk hypnosleep, alias yg di hypnotize dalam keadaan tidur. Jadi caranya saya disuru bacakan sugesti yang sudah dibuatkan oleh pak Iwan ketika Tama sudah tidur. Malam pertama, terlihat ada sedikit penolakan dari Tama, sekaligus mungkin juga kebingungan ya. Tapi relative dia diam saja. Tapi malam kedua, wah penolakannya lebih hebat. Tama seperti nggak mau denger sugesti yg saya bacakan. Dia tutup telinga dengan selimut, dahinya juga berkerut-kerut. Waktu saya tanya ke pak Iwan esok paginya, katanya itu wajar, karena sugesti positif yg saya bacakan pastinya bertentangan sekali dengan pikiran dan program negative yang ada di pikiran Tama. That means , it works !!

Malam berikutnya, saya agak kurang enak badan, jadi saya minta papinya yg lakukan. Kali ini hampir tidak ada penolakan, Tamanya diem aja. Oya, selama 3 hari ini, memang terlihat ada perubahan sikap positif pada Tama. Dia masih banyak diam, irit bicara, tapi sudah mau merespons dengan sikap. Misalnya waktu saya pulang,saya hampiri dan pegang bahunya, dia mau ambil tangan saya dan peluk2 tangan saya. Atau kalau saya tunjukkan acara TV yang lucu, atau saya goda dia, dia mau senyum2. Wah seneng juga !!!

Malam keempat, ketika saya lakukan sugesti lagi, diluar dugaan, terjadi penolakan hebat. Tama seperti yang nggak mau dengar sama sekali. Saya ditendang-tendang, dia bungkus badannya dengan selimut, berguling-guling diranjang (tapi nggak terbangun lho). Seperti orang yg mimpi buruk dan tidurnya gelisah sekali. Ketika saya informasikan ke pak Iwan, katanya mungkin memang sedang terjadi pertentangan kuat dalam pikirannya, karena dia mau menerima sugesti positif yang saya bacakan, tapi program negative yang ada dipikirannya masih menentang. Tapi ternyata keesokan harinya, justru Tama malah sudah berubah jadi ceria sekali. Seperti batere yang over-charge….. ketawa2, bercanda, wah .. what a day !!! Rasanya terbayar deh ngantuk2 saya begadang tiap malam nungguin sampai dia pulas untuk bisa bacakan sugesti itu. Soalnya akhir2 ini kan Tama selalu tidur malam sekali, paling cepat jam 11 dia baru mau masuk kamar. Itupun nggak langsung tidur. Jadi untuk bisa membacakan sugesti itu kan harus menunggu sampai dia cukup pulas. So, kebayang kan ….. paling cepat saya bisa lakukan sugesti itu jam 1 – 2 dini hari.

Akhirnya sampai hari yang sudah ditentukan untuk bertemu langsung dengan pak Iwan. Sabtu sore, jam 5. Paginya kami ke Harco Mangga dua dulu, karena Tama minta beli game. Ok lah ….. dari sana baru kami ke rumah pak Iwan. Karena sedang happy dan excited, Tama nggak menyadari perjalanan kita tidak pulang kerumah. Baru setelah tiba disana dia tanya “kita kemana sih ini ?” Kelihatannya dia juga ada feeling bahwa ini ada hubungannya dengan dia.

Awalnya saya dan Nusa dulu diajak bicara dengan pak Iwan. Sekedar me review masukan2 yang sudah saya informasikan dengan beberapa tambahan dari Nusa. Kemudian Tama diajak masuk. Pak Iwan bilang, dia akan berusaha membuat Tama terbuka dulu dengan dia, baru kalau memungkinkan dilakukan terapinya. Ternyata ………perlu waktu 2 jam untuk sekedar membuat dia terbuka. Hmm … lumayan juga ya nuggu 2 jam tanpa apa2 … segelas air putih dan kue kering …. 😉 Baru muter di Mangga Dua pula …. Whew !! Setelah 2 jam, Tama keluar dengan senyum2, dan kita diajak masuk lagi sebentar. Rupanya Tama cukup mau terbuka dan mau berubah. Beberapa hal yang dibicarakan rupanya juga merupakan penguat / afirmasi dari hal2 yang sudah pernah saya dan Nusa utarakan ke Tama. Misalnya bahwa apa yang dia pikirkan tentang dirinya itulah yg akan terjadi (Law of Attraction), bahwa tidak benar kalau dia itu selalu sial – sesuatu kesialan yg terjadi pada dirinya mesti merupakan akumulasi dari hal lain yang sudah terjadi sebelumnya dan dia cuma pemicunya saja dll. Cukup melegakan, bahwa ternyata apa yg kami berdua lakukan selama ini sudah cukup tepat, hanya karena kami berdua tidak punya background ilmiahnya, kami nggak bisa menyampaikan secara baik dan logis seperti yang pak Iwan sampaikan ke Tama. Rupanya Tama juga cukup puas dengan penjelasan2 pak Iwan.

Jadi minggu depan kami harus kembali, untuk melakukan terapi yg sebenarnya, untuk me-release / membuang semua pikiran dan program negative yang ada di pikiran Tama. Sebelum sampai waktunya, kami diminta untuk terus melakukan hypnosleep pada Tama dengan sugesti yang diubah, untuk memudahkan terapi nanti. Tama sendiri juga diajarkan untuk melakukan afirmasi pada dirinya sendiri, membaca sugesti itu sendiri dan merekamnya di hp untuk didengarkan lagi dan lagi.

Beberapa hari ini, ternyata Tama mau melakukan afirmasi itu. Dan hynosleep yang saya berikan juga tidak lagi terjadi penolakan. Sehari-hari Tama juga sikapnya jauh lebih baik, ringan dan nggak seperti orang yg terbeban. Hari Minggu juga dia bangun untuk kegereja nggak pake cemberut, di gereja juga nggak tidur or marah2 ………

Lumayan melegakan, mudah2an saja ini memang jalan Tuhan untuk kami sekeluarga memperbaiki suasana dan hubungan antara kami satu dengan yang lainya. Semoga juga terapi nya cukup 2x ini aja … soalnya biayanya juga lumayan euy ….. 😉

Sekian dulu, nanti dilanjutin kalau udah ada perkembangan lain ya.

Meruya, May 2010


Come n join me @ dBC Network

May 2024
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Blog Stats

  • 32,648 hits

Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 5 other subscribers

Recent Comments

sitoingcantik on CATAMENIAL PNEUMOTHORAX
sitoingcantik on CATAMENIAL PNEUMOTHORAX
sitoingcantik on CATAMENIAL PNEUMOTHORAX
sitoingcantik on CATAMENIAL PNEUMOTHORAX
Andiswanda on CATAMENIAL PNEUMOTHORAX
WordPress.com

WordPress.com is the best place for your personal blog or business site.