Sitoingcantik's Blog

Posts Tagged ‘gereja

“Haa?? Jadi ketua lingkungan ? Wah … jangan saya pak, saya belum mampu.”

“Ketua lingkungan ? Aduh … yang lain aja pak. saya sibuk banget lho, nanti kasian warganya nggak keurus.”

“Wah, terima kasih banyak pak, rasanya saya nggak pantas ….. kegereja aja nggak rajin. Tapi kalau diperlukan bantu-bantu, saya bersedia kapan aja, pak….. kalo pas sempat….”

Akrab dengan kalimat-kalimat diatas ?  Ya, kalimat-kalimat itu kerap terdengar beberapa bulan ini, ketika Dewan Paroki MKK mengumumkan bahwa masa bakti para pengurus Dewan Paroki periode 2008 – 2010 akan segera berakhir.  Hampir semua lingkungan mulai mengadakan petemuan lingkungannya untuk mencari calon pengurus atau minimal ketua lingkungan yang baru.

Tetapi berbeda dengan proses pilkada yang diramaikan oleh mereka yang sangat berambisi untuk menjadi anggota dewan. Para calon tersebut berusaha dengan segala cara untuk dapat meraih kursi di dewan. Sementara pada proses pilkaling, yang banyak beredar adalah amplop berisi ‘surat penolakan’ dan yang terdengar adalah kalimat-kalimat seperti diatas.

SANDAL JEPIT ?

Kenapa ya, susah banget meminta kesediaan umat untuk menjadi ketua lingkungan ? Apa karena jadi ketua lingkungan nggak ada gajinya ? Udah gitu diomel-omelin orang melulu. Hmm … ada benarnya juga sih.  Tapi coba kita lihat dari sisi yang lain.

Pernah baca buku ‘Sandal Jepit Gereja’ karangan Anang YB ?  Saya kutip disini sedikit :

“ …….. Dalam Struktur Gereja Katolik yang dahsyat dan dipelihara secara kukuh, posisi seorang ketua lingkungan berada di lapisan terendah, sedangkan Paus tentulah menempati struktur nun jauh diatas. Jadi andai diperkenankan berandai-andai, Paus pantaslah kita sebut sebagai “Mahkota Gereja”, sedangkan seorang ketua lingkungan di lapis dasar cukuplah menjadi… “Sandal Jepit Gereja”.

Betul banget! Jadi ketua lingkungan itu sama seperti jadi sandal jepitnya gereja.  Namun meskipun cuma jadi sandal jepit, tetap

Sandal jepit

mempunyai fungsi penting.  Coba saja, kalau kita jalan-jalan keluar rumah, main kerumah tetangga, tentunya kita tidak pakai sepatu yang keren, tapi cukup pakai sandal jepit.  Kalau tidak pakai sandal, pastinya kaki kita akan sakit kena aspal atau batu-batu kerikil di jalanan.

Begitupun Gereja.  Tanpa ada ketua lingkungan, maka umat akan tersaruk-saruk dan menemui banyak kendala ketika harus berurusan dengan birokrasi Gereja.  Karena pastinya pastor paroki dan anggota dewan yang hanya beberapa orang tidak mungkin melayani kebutuhan ribuan umat di paroki tiap harinya.  Untuk itulah diperlukan para ketua lingkungan.  Bahkan Yesuspun perlu bantuan orang lain untuk sejenak memanggulkan salib-Nya.

Masih ingat tulisan di BENTARA edisi lalu ? Yang disebut “pelayanan” adalah ketika suatu kegiatan dilakukan ditengah-tengah kesibukan yang ada.  Kalau dilakukan ketika sedang nganggur, maka itu menjadi pekerjaan.  Maka kalau kesibukan kerja yang jadi kendala, wah … para murid Yesus juga semua dipanggil ketika sedang bekerja lho.  Simon dan Andreas dipanggil ketika sedang menebar jala di danau  (Mrk 1 : 16). Yakobus dan Yohanes anak Zebedeus sedang membereskan jala mereka (Mrk 1 : 20) dan Matius pemungut cukai sedang bekerja di rumah cukai (Mat 9:9).  Jadi bukan orang yang sedang bersantai-santai dan tidak bekerja yang dipanggil Allah untuk bekerja diladangNya, tapi justru mereka yang sedang produktif  dalam pekerjaannya.

Jadi ketua lingkungan memang kerja sukarela yang tidak ada gajinya. Tapi juga tidak seberat yang dibayangkan, terutama kalau dijalankan dengan hati yang tulus dan rela untuk melayani sesama.  Dan percayalah, kalau dijalani dengan keikhlasan dan ketulusan, niscaya banyak berkat dan pengalaman iman yang tidak mungkin diperoleh oleh umat lainnya.

TUGAS vs KUALITAS

Kerja yang utama adalah sebagai penghubung umat dengan hirarki Gereja yang lebih tinggi.  Gampangnya gini.  Kalau ada umat yang mau baptis, menikah, krisma, maka orang pertama yang harus dimintakan tandatangan adalah ketua lingkungan, sebelum dokumen-dokumen pelengkapnya diserahkan ke sekretariat paroki untuk diurus ke keuskupan.  Jadi tugas pertama ketua lingkungan : tanda tangan.  Selanjutnya kalau ada umat yang perlu sakramen pengurapan orang sakit, misa arwah, misa requiem, atau kunjungan prodiakon pada lansia, maka umat bisa minta tolong ketua lingkungan yang mencarikan pastor atau prodiakon.  Jadi tugas berikutnya : menelpon, lalu menemani pastor menemui umat yang membutuhkan.

Dalam setahun, Gereja punya minimal 5 agenda tetap untuk dilaksanakan umat lingkungan. Yaitu doa Rosario bulan Mei dan Oktober, pendalaman iman pra-Paskah dan masa Advent, serta Bulan Kitab Suci.  Nah tugas ketiga dari ketua lingkungan adalah menjadwalkan ke 5 agenda tahunan itu di lingkungannya masing-masing.  Ini paling gampang, karena pastinya ketua lingkungan punya seksi liturgi dan sekretaris.  Jadi yang melaksanakan kegiatan-kegiatan ini biasanya adalah mereka. Sekretaris yang membuat undangan dan menyebarkan, dan seksi liturgi yang melaksanakan acaranya.

Selebihnya adalah kegiatan-kegiatan insidentil yang tidak terjadi setiap hari, atau bahkan setiap minggu.  Rapat dewan, rapat wilayah, percayalah … tidak akan membuat Anda kehilangan waktu untuk keluarga dan kerja Anda.  Semuanya kembali tergantung pada seberapa efisien seorang ketua lingkungan mampu memberdayakan rekan-rekan pengurusnya sesuai jabatan masing-masing.

Hm, kelihatannya jadi ‘sandal jepit gereja’ ini cukup simple, tapi juga cukup punya peran sebagai ‘garda depan’ segala urusan umat dengan paroki.  Kalau sudah begini, jangan-jangan nanti ada yang merasa begitu dibutuhkan umat, lantas bersikap semena-mena seperti ‘raja kecil’ yang bisa seenaknya mempermainkan dan memperalat umat yang punya keperluan, lalu mulai menjadi “hamba yang jahat” (Mat 18 : 28 – 30).

“Kalau bukan saya yang memperjuangkan didepan Romo, wah belum tentnu surat keterangan ini bisa keluar lho pak.”

 “Wah bu, saya sampe nggak tidur lho siang malam nelponin Romo supaya bisa misa dirumah ibu.”

“Saya usahakan ya pak, nggak janji lho …kalau bapak nggak nyerahkan suratnya sore ini, nggak akan disetujui Romo.”

Walaaaah …. bukan kalimat-kalimat seperti itu yang diharapkan umat.  Bagaimanapun, ini adalah suatu bentuk ‘pelayanan’ pada Allah dan pada sesama, sehingga iman Katolik juga perlu dikedepankan. Melayani dengan penuh ketulusan, kesabaran dan kerendahan hati adalah kualitas ekstra yang perlu dimiliki oleh seorang ketua lingkungan sebagai ‘sandal jepit gereja’ yang berkualitas Crocs. crocs

TUNGGU APA LAGI ?

Jadi tidak sulit kan menjadi ketua lingkungan ?  Dengan bantuan dan kerjasama teman-teman yang juga berkualitas Crocs (baca: punya hati yang tulus dalam melayani), maka semua pasti akan berjalan dengan lancar.  Tahu-tahu 1 periode sudah terlewati dengan berbagai kenangan dan pengalaman yang tak akan pernah tergantikan.

Tapi apa untungya sih jadi ketua lingkungan ? Udah nggak digaji sering jadi ‘tong sampah’ uneg-uneg  umat yang ngak puas dengan birokrasi Gereja. Ngapain ?? Nah .. ini dia … !! Memang tidak ada alokasi gaji untuk ketua lingkungan. Tapi percayalah, gaji itu akan didepositokan buat sepetak kapling dikompleks perumahan milik Bapa di surga.  Makin banyak depositonya, makin besar kapling yang akan jadi milik sang ketua lingkungan.  Masa sih nggak mau punya kapling ukuran vila di surga ??

Maka yuk ….ramai-ramai jadi sandal jepit (Crocs) di gereja kita……

“Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya”

 (Mrk 9 : 35)

 

Meruya, 8 September 2010 – Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria  

(Pernah dimuat di Majalah Paroki MKK “Bentara” edisi September 2010 – terinspirasi dari buku “Sandal Jepit Gereja” – Anang YB)

Sejak tahun 2010 lalu, saya dan beberapa teman mencoba untuk mendisiplinkan diri melakukan ziarah ke 9 gua Maria di seputar Jakarta dan sekitarnya, setiap bulan Mei dan Oktober.  Puji Tuhan, sampai Oktober 2012 ini  kami boleh menyelesaikan ziarah gua Maria yang ke 5.

Yang unik, pada setiap perjalanan ziarah gua Maria yg kami lakukan, selalu saja ada hal-hal menarik yang kami alami. Oktober ini kami selesaikan dalam 2x perjalanan. Tanggal 16 Oktober kami mengunjungi 4 gua Maria di 4 paroki yaitu paroki St. Mathias Rasul di  Kosambi, paroki Trinitas di Cengkareng, paroki St. Philipus Rasul di Teluk Gong dan St. Andreas di Green Garden.  Selain paroki yang terakhir yang sudah beberapa kali kami kunjungi, maka 3 paroki yang pertama sama sekali belum pernah kami kunjungi.  Sehingga hanya dengan berbekal alamat dan google maps, kami berusaha mencari lokasi ke 3 paroki.  Dan yang terjadi adalah, setiap kami mulai merasa tidak sabar dan bertanya-tanya “Mana siiiih …. gerejanya?” tiba – tiba saja  gereja yang dituju sudah didepan mata !!

Di Kosambi, kami sempat sedikit nyasar.  2 dari kami pernah secara tidak sengaja menemukan gereja St. Mathias Rasul ini.  Maka ada sedikit ingatan tentang lokasinya.  Tapi jalanan yang kami lalui koq rasanya tidak cocok dengan gambaran yang pernah terekam dalam ingatan kami.  Namun meski ragu, kami teruskan berjalan berdasarkan insting saja.  Dan ketika keraguan hampir menguasai, tiba-tiba saja gedung gereja sudah terpampang megah disebelah kanan kami.

Kemudian perjalanan dilanjutkan ke paroki Trinitas.  Jalan yang kami lalui tidak terlalu lebar dan cukup padat baik lalu lintasnya maupun penduduknya.  Sempat sedikit ragu lagi, karena yang ditemui justru 2 buah masjid yang cukup megah. Hmm, apa iya ada gereja di area ini ? Dan lagi-lagi, ketika keraguan muncul, munucl pula segera salib besar di puncak gereja Trinitas.

Menuju Teluk Gong, sempat agak ragu (lagi) karena sepanjang yang kami ketahui, daerah sana biasanya macet.  Jadi sambil jalan, kami bertanya via bbm dan whatsapp, jalan pintas supaya tidak kena macet.  Tapi sebelnya, setiap kali dapat jawaban, setiap kali itu juga jalan pintasnya baruuuuu kami lewati.  Jadi nggak bisa masuk. Akhirnya kami putuskan menyusuri dari ujung jalan Teluk Gong. Puji Tuhan, lalu lintasnya tidak terlalu macet, malah cenderung agak lengang.  Tapi mana ya gerejanya ? Katanya nggak jauh dari pasar. Ini pasar udah lewat koq ……… Belum selesai pertanyaan terlontar, tiba-tiba ada papan nama gereja di sebelah kiri.  Wow, Bunda bener-bener deh ….. ngasitau nya koq nge pas bener.

Lalu pada perjalanan ke 2, tgl 23 Oktober kami mengunjungi 5 paroki : 2 di Sunter, Pademangan, Katedral dan Kemakmuran. Kali ini beda lagi. 2 paroki di Sunter dan 1 di Pademangan sama sekali tidak kami ketahui letak dan  alamatnya. Judulnya benr-bener nekad!!  Berangkatnya juga maceeet banget. Tapi karena kita berempat, enjoy aja !!

Sampai di Sunter, teman yang nyupir cuma bilang “Nah kita udah di Sunter, kemana kita ?”. Waktu di cari di google map, ketemunya gereja Kristen.  Lagi sibuk liat google maps dan bbm teman, tiba-tiba ketika mengangkat kepala, koq langsung ada plang “Gereja Katolik Don Bosco”. Dan dengan menyusuri jalan yang ditunjukkan panah di plang, sampailah kami disana.

 Setelah berdoa sejenak di gua Maria yang cantik dan mau melanjutkan ke gereja Sunter satunya lagi, nggak tau namanya, kami berniat mencari tau di sekretariat paroki.  Baru kami masuk dan bertanya pada petugas sekretariat, koq ya si mbak bukan menjawab pertanyaan kami, malah menunjuk pada 1 orang bapak yang kelihatannya juga tamu disana, dan berkata “Pak, kamu kan mau pulang ya ? Tuh ada yang mau ke paroki sana”  Rupanya bapak tersebut,

pak Tigor,  berasal dari paroki itu, St. Lukas Penginjil ternyata namanya, dan mau pulang kesana. Dengan murah hati pak Tigor menawarkan diri utk memandu kami dengan motornya.  Maka jadilah kami mengikuti pak Tigor yang mengendarai motornya dengan sabar sehingga kami bisa sampai disana. Trima kasih banyak pak Tigor !!

Dari gereja St. Lukas Penginjil ini, setelah selesai doa di gua, lagi-lagi kami berniat bertanya ke sekretariat alamat gereja di Pademangan. Dan lagi-lagi ……. bunda memberi kami “Bintang Timur”.  Mirip kejadian di paroki Don Bosco, di sekretariat ada ibu Siska, guru agama di salah 1 sekolah di Pademangan yang mau pulang ke sekolahnya. Ketika petugas secretariat sedang agak bingung untuk menjelaskan jalan menuju kesana, ibu Siska memotong dan bertanya apakah kami mau kesana.  Dan jadilah ibu Siska memandu kami sampai tiba di greja Alfonsus Rodriguez, Pademangan. Sungguh, kalau tidak di pandu, rasanya kami tidak akan pernah sampai kesana. Jalannya sulit banget utk kami yang memang buta daerah sana. Sungguh cuma atas perkenanan sang Bunda saja kami bisa sampai di ke 3 paroki tersebut.  Puji Tuhan !! Dan itu semua kami selesaikan hanya dalam 3 jam !! Pk 12 tepat kami bisa berdoa Angelus di depan Bunda di Pademangan. Believe it or not!!

Dari sana kami masih sempat isi perut di ITC Mangga Dua, cuci mata sejenak, lalu lanjut ke Katedral yang tidak pernah bosan kami kunjungi. Setelah itu, tadinya kami sudah mau pulang, karena sudah jam 3 sore dan salah satu teman harus menjemput anaknya di

sekolah jam 4. Padahal tanggung nih, kurang 1 lagi!! Tapi tiba-tiba ………… lagi-lagi Bunda mau dan mengijinkan kami melengkapi ziarah kami.  Putra sulung teman kami bbm mamanya dan bilang dengan suka rela mau jemput adiknya, sehingga kami tidak harus pulang jam 4.  Akhirnya spontan saja kami putuskan untuk ke gua Maria di paroki Bunda Hati Kudus di Kemakmuran. Sempat kelewatan pintu masuknya sehingga harus mundur pelan-pelan, sempat bingung cari gua Marianya, eh ada ibu-ibu yang menunjukkan jalan.

Aduh Bunda …. ga habis-habisnya kami mensyukuri semua kemudahan ini.  Ziarah kami ke 5 paroki yang tadinya nggak kebayang sama sekali dimana letaknya itu ditutup dengan minum jus kopyor Kedungsari …. hmm nikmaaat banget !! Dan percaya ga percaya, kami sampai dirumah pk 4.30. Perjalanan pulang relatif lancar jaya. Terima kasih Bunda terkasih, sudah menyertai dan menuntun kami untuk mengunjungi rumah2 mu di berbagai paroki dan menyelesaikan ziarah 9 gua Maria di bulan Oktober ini.  Tidak sabar rasanya untuk mengunjungi rumah Bunda yang lain lagi di bulan Mei 2013 nanti.

November 2012


Come n join me @ dBC Network

May 2024
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Blog Stats

  • 32,654 hits

Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 5 other subscribers

Recent Comments

sitoingcantik on CATAMENIAL PNEUMOTHORAX
sitoingcantik on CATAMENIAL PNEUMOTHORAX
sitoingcantik on CATAMENIAL PNEUMOTHORAX
sitoingcantik on CATAMENIAL PNEUMOTHORAX
Andiswanda on CATAMENIAL PNEUMOTHORAX
WordPress.com

WordPress.com is the best place for your personal blog or business site.