Sitoingcantik's Blog

Archive for the ‘COMMON’ Category

THROWBACK ……

Lebih dari 20 thn yg lalu, ketika lagi getol2nya bekerja, jadi “career woman” ceritanya. Jabatan ok : Senior Marcomm Manager. Mengkomunikasikan lebih dari 5 jenis produk IT ke masyarakat plus harus bisa mendongkrak penjualan tim sales, membuat pekerjaan gw gak terbatas from 9 to 5 aja.

Kalau lagi deadline iklan, tektokan sama advertising agency bisa sampe jam 10 mlm. Approving mesti nunggu by fax. Bahagianya minta ampun ketika mas bojo memutuskan beli portable fax phone. Jadi bisa approving dari rumah.

Kalau ada pameran, prepare booth dan barang2 pameran harus tengah malam sampai subuh. Pulang jam 3 pagi, jam 10 udah harus press conference.

Beberapa produk waktu itu harus di boost up dengan menggunakan model (dulu blm ada endorse ya). Jadilah ikutan juga sesi pemotretan produk dengan modelnya supaya nggak salah interpretasi visualisasinya. Inipun bisa makan waktu seharian kalo ga sampe malem. Eh tapi seneng juga, sempet kenalan sama artis 🙂 dan jadi temen sampai sekarang.

Lalu nyiapin product launching, bikin konsep acaranya, nyari talentnya, nyetak brosur, give away gimmick, bonus promo produknya, pake acara berantem sama supplier dan vendor udah ga aneh. Tapi belakang hari, supplier dan vendor ini jadi sahabat2 yang langgeng sampai sekarang.

Kalau di pikir lagi sekarang, kala itu kayak ga ada capenya. Paling kurang tidur aja. But I really enjoy every single detail of the process. Masih bisa kebayang excitement nya pameran di JHCC dulu, atau di main hall Plaza Senayan dengan jam yang bunyi tiap jam. Dari seneng dan kagum kalo dia bunyi, sampe lama2 budeg karena bisa 3 hr nongkrongin pameran disana. Kebayang kan ….. tiap jam dia bunyi ….

Marygold Clock at Plaza Senayan

HOWEVER ….


Seberapapun I enjoyed those busy yet exciting period, I stopped it all when I know my kids need me more. Waktu sulung ku masuk SD, I decided to be a full time mom. Jemput mereka ke sekolah tiap hari, antar mereka les renang, les mandarin, ekskul, nemenin belajar, bikin PR.

I never regret my decision. Mungkin kesempatan utk meraih posisi tertinggi dalam karier terlepas sudah. But I got my priceless precious moments with my kids ! Daily routines with them will always be in our mind. Sampai sekarang aja, kita bisa saling mentertawakan kekonyolan – kekonyolan yg terjadi masa-masa itu, that won’t happen if I was still a career woman. And we enjoy those silly things a lot ! Mungkin ada jg saat-saat bete sama mereka kalo lg rewel, kebanyakan nanya, ngambek etc. But trust me, when they grow older, you will miss those moments a lot.

Seandainya jaman itu ada option WORK FROM HOME alias WFH seperti sekarang, I will definetely take that !! It’s really a perfect option deh rasanya. Let’s say wajib ke kantor 2x seminggu aja udah really worth. Of which I can still manage my professional things while watching the kids grow.

NOW …..

Talking about WFH, agak heran sih kalo ada working mom with school age kids yang merasa ga betah dengan WFH. Padahal anak2 usia SD / SMP kan juga sekolah online ya …. at least half the day. Bukannya seneng ya bisa maksi bareng kiddos, trus ajak “kerja” bareng2…….. Mereka kerjain tugas, kita kerjain kerjaan kantor.

Jaman sekarang kerjaan kantor apa sih yang ga bisa dikerjain mobile ? Meeting, reporting, dealing, paperjobs semua bisa remote. (I’m not talking about direct operating jobs ya …. it’s simply management things that I adress). Ya ga sih? Kecuali emang tujuannya WFO buat kepoing, gossiping dan flirting …….. hahaha …. that’s another story 🙂

Ga kerasa sekarang anak-anak udah punya kesibukan dan dunianya sendiri.
And me ?
Still a mother and house wife for them while doing my part time job…… I wash and cook for them. But I also still have my me-time :
– alone enjoying my yoga, music, books, games and drakor …..
– together with my besties enjoying laugh, food and fun ……

I’M HAPPY AND PROUD OF IT !!

How about you?

Still have your me-time?

And fun-time with besties?

You better have yours now …. before it’s too late

becoz ……

This pandemic time is so unpredictable. Kita nggak tahu kapan akan berakhir. Bahkan kita nggak bisa tahu apakah besok statistik akan naik lagi atau turun. Grafiknya bakal melandai atau meroket. Semua bisa terjadi. Jadi yang paling mungkin dilakukan setiap dari kita adalah baik-baiklah menjaga diri sendiri. Protokol kesehatan ditaati. Minimal saling mengingatkan diantara keluarga terdekat dan teman – teman terdekat. Menjaga diri sendiri sama artinya dengan menjaga orang sekeliling kita.

You only live once.

Jangan sampai menyesali bahwa kita belum berbuat yang terbaik untuk mereka yang kita sayangi.

Udah ah ….. koq jadi panjang juga ….. padahal niatnya nulis yang singkat – singkat aja dulu buat pemanasan (gimana sih bikin emoticon disini ? pengen pake emoticon *nyengir*)

Meruya, August 26 2021

*Corona Virus masih belum pergi setelah hampir 2 tahun memperkenalkan diri di bumi ini.*

Many things happened, especially within this 1,5 years of CoronaVirus pandemy.

Banyak banget hal yang terjadi.

Ada yang datang, ada yang pergi. Ada yang hilang, ada yang kembali. Ada cinta, ada benci.

Tapi 1 hal yang pasti, aku masih disini ….. eaaaa …..

Meruya, 25 Agustus 2021

(belajar lagi nulis disini, udah lupa tips & trick nya euy)

Well, kemarin uda cerita tentang doggies yang pernah dan masih singgah dalam kehidupanku, sejak aku bayi hingga hari ini.  In related with my current doggies, Jackie and Chilli, rasanya ga afdol kalau nggak cerita tentang si Putih juga.  Siapa si Putih ?

Dia hadir begitu saja semenjak ada Chilli dirumahku.  Sebetulnya bukan cuma dia, ada beberapa lagi anjing jantan yang jadi sering bertandang kerumahku sejak kehadiran Chilli. Tapi Putih sedikit lebih spesial.  Penampilannya lumayan cakep sebenernya. Sikapnyapun nggak kampungan.  Malah cenderung cukup elegan.  Dia nggak segan berantem sama Jackie di pagar, kalau Jackie menggonggongi dia, sementara yang lain biasanya lari menjauh.  Dia juga nggak segan menghampiri aku, seperti mau mengambil hati.

Tapi kehadiran Putih ternyata juga mengganggu beberapa tetanggaku.  Karena keberaniannya yang sering mengajak ‘berantem’ Jackie, sehingga suara mereka cukup mengganggu. Dia juga suka mengejar orang – orang yang keliatannya kurang menyukai dia.  Dan yang paling mengganggu, Putih selalu melolong setiap ada bunyi azan.  Sebetulnya buatku pribadi sih lolongannya nggak masalah, karena doggy ku dulu juga ada yang suka melolong kalau mendengar suara – suara yang frekwensinya membuat dia tidak nyaman.  Tapi ada beberapa tetangga yang tidak menyukainya.  Sehingga pada suatu malam, mereka bersepakat untuk ‘membuang’ si Putih.  Aku cuma menyaksikan dari kamar atas, bagaimana Putih di masukkan karung dan dibawa naik motor oleh satpam.  Kasian juga, instead of marah, dia menangis.  Tapi ya sudahlah …..

Ini statusku di FB waktu itu :

September, 20 : Si Putih

bye putih, sebenernya kamu lucu n pinter, tapi kamu selalu bikin J marah karena kamu nguntit Ch melulu …. don’t know where would your next place, but hope you get a more comfortable and friendly environment … goodluck putih !

Tapiiii ….. keesokan pagi, waktu aku bangun dan menyiapkan sarapan untuk putriku, tiba – tiba kudengar lolongan Putih begitu azan subuh bergema …… Hahaha ….. Putih is back ….

September 21 : Si Putih part 2.
Setelah semlm dia diangkut entah kemana sama satpam, tau2 subuh tadi ada yg melolong lg pas azan subuh, dan wkt aku buka pintu, si putih uda dgn manisnya duduk depan pagar ….. OMG …. dia pulang !! Dan bawa pasukan pula ! Satu hitam, 1 lg coklat. Ebuseeet putih … So hr ini Ch terpaksa aku kurung didlm rumah ….seharian aman ….
Malam aku ada pertemuan di gereja, pulangnya wkt aku turun mobil mau buka pagar, si putih dengan pedenya mendekat dan meluk kakiku … Astaga … Dan wkt aku jongkok, maksudnya mau lepasin dr kakiku, dia malah gelendotan sampe aku hampir jatuh …. Ya elah …. Kebayang kan gimana ngamuknya J didlm pagar ??
Akhirnya si Putih menjauh dan aku masukin mobil ke carport. Waktu pagar uda ditutup eeeeh … tau2 si putih ada didalam, pinternya dia masuk melipir disamping mobil, dah kyk di film2. Makaaaa …. terjadi juga deh duel 2 perjaka memperebutkan si cabe-cabean ….. ;(
Dgn susah payah akhirnya putih bisa diusir keluar pagar, dan J ngambek …… ga mau aku pegang …. Hiks …. Untung ngambeknya ga lama, dikasi dinner dia dah baik lagi. Sweet J 🙂
Koq gw jd merasa kayak buronan ya …. Ada intel yg memata-matai setiap pergerakan J dan Ch. Tiap gw keluar, si putih n gank segera keluar dr persembunyian …. Hmmm …. serasa di film action …. Anybody can help take away si Putih n gank ?? Better if you will adopt them coz they need love too. Pity I’m enough with J and Ch so there’s no more space for other love …

September 22 : Si Putih – part 3
Well hr ini relatif aman (keliatannya, sbb seharian ga dirumah sih wink emoticon ). Sore wkt pulang si Putih ga keliatan. Kupikir uda diciduk lagi …. Setelah tengak tengok kolong mobil2 tetangga tempat dia biasa mengintai rumahku, kayaknya aman nih …. So aku ajak Nad utk bawa Ch keluar setlh seharian terkurung dirumah. Tapi ternyata …. baru aja pakein kalung Ch, krn dia berbunyi2 excited, Nad blg, ‘kyknya masih ada ma, si putih, tuh nguik-nguik.’ Ternyata bener, udah ada didepan aja dia …. Hadeeeh …. Akhirnya aku suru Nad bawa Ch jalan sementara aku jadi satpol pp nyà, bawa2 tongkat Si Putihutk menghalangi si Putih deketin Ch. Meanwhile …. J yg terpaksa kurantai histeris sampe suaranya serak …. Sempet foto si Putih, so here he is …. Anybody fall in love with him ?

Sejak itu tiap hari Putih bermarkas di semak – semak diseberang rumahku.  Tiap Chilli keluar, dia juga segera keluar dari markasnya.  Bahkan sebelum Chilli keluarpun, dia sudah berdiri dengan siaga …. bener – bener udah persis intel ….. as if we’re hiding a fugitive …..

Karena udah hampir sampai lagi masa haidnya Chilli, aku kuatir dia dikawin oleh jantan – jantan ga jelas itu.  Aku berusaha mencari info tentang sterilisasi, dan akhirnya ketemu dengan Hope for Dogs.  SIngkat cerita mereka memahami kondisi Chilli dan mau membantu proses sterilisasi Chilli.  Selama 2 minggu Chilli nggak ada di rumah, kelihatan sekali kalau si Putih kehilangan.  Dia sering berdiri mematung memandangi rumahku. seolah – olah menunggu kalau – kalau Chilli muncul ….. wah jadi ikutan mellow ….. gitu ya kalau doggie lagi ‘broken heart’ … hiks ….

Meanwhile, life goes on …. tanpa kusadari selama Chilli masih di opname, Putih nggak terlihat berkeliaran lagi.  Aku kira dia sudah pergi meninggalkan kompleks ini karena patah hati.  Tapi sesekali masih terdengar lolongannya waktu azan, sementara sosoknya tidak kelihatan.  Ternyata ada seorang tetanggaku yang mengadopsi Putih.  Syukurlah ….

Sekarang kita bertetangga …. hahaha …. Chilli yang sering menengok Putih jadinya, karena Chilli seperti biasa masih sering jalan – jalan kemana dia suka.  Namun karena dia udah di steril, jadi tidak lagi menarik para jantan.  Phew !! Lucunya, sekarang ini kalau aku pulang, Putih dari rumahnya juga ikut menggonggong menyambut aku, meskipun dia tidak melihat.  Tapi insting seekor doggy, dia tau kalau Jackie dan Chilli melonjak – lonjak antusias, meskipun tanpa suara.  Dan Putih baru diam kalau aku bersuara “Ssst …. udah ya Putih” or something like that, meskipun kita tidak saling melihat …..

Desember, 10 2015

 

Gara – gara punya Chilli sejak Maret lalu, aku jadi teringat dengan temen – temen berkaki empat yang nemenin aku sejak kecil, sejak bayi, bahkan.  Sejak lahir, udah ada mereka disekeliling aku.  Berganti – ganti, pastinya, karena umur mereka konon 1/7 manusia.  Tapi nggak pernah absen kehadiran mereka disekeliling aku, sampai aku menikah.

a0d44235be279aaf803aaee84f65d1a89e95245d

Tina

Yang pertama, ada Gordon dan Tina.  Nggak tau mereka ada sejak kapan, pokoknya begitu aku ‘ngeh’ tentang keberadaan mereka, there they were …… Tina itu betina, mix corgie. Warnanya putih dan coklat terang.  Dia sangat ramah, dan karena badannya yang agak gemuk dan bulunya yang fluffy, aku ingat dulu seneng banget tidur-tiduran dilantai sambil senderan di perut Tina yang juga tiduran. Suatu hari waktu usiaku 4 – 5 tahun (nggak inget persisnya), setelah bosan baca buku sambal tiduran dengan posisi seperti yang aku ceritakan tadi, aku iseng, aku tarik – tarik telinga Tina. Mau ajak main, maksudnya, karena dia tidur terus.  Rupanya lama – lama tarikanku terlalu keras, sehingga karena kesakitan, refleks Tina berbalik dan …… menggigit tepat di bawah hidung dan mata kananku. Tina kaget, dan aku juga kaget.  Dia langsung bangun dan ngumpet dibelakang lemari, ketakutan …. Aku ? Pelan – pelan beringsut ke lemari kaca didekat situ, ngaca …. wah …. berdarah nih …. Mama pasti marah !! Jadi cepat – cepat aku usap darah yang mengalir dengan ujung baju rumahku.  Eh darahnya keluar terus, gimana ini ….. Lagi bingung begitu, tau – tau mama datang ….. spontan dia teriak, “hah … kenapa kamu ??”  dan dengan teriakan mama, aku jadi mewek deh …. sambil laporan “digigit Tina, maa …. Huhuhu …”.  Itu kenangan terindahku dengan Tina 😉

5c0aa52823aaed706a5fa693ae4dcd745ac90d06

Gordon

Lalu Gordon, jantan yang nggak jelas breed nya apa.  Warnanya hitam putih. Konon menurut papa, dia dinamai Gordon karena mukanya putih, tapi dikedua matanya berwarna hitam nyambung sampai ke telinganya, seperti topengnya Flash Gordon.  Dengan dia aku ga terlalu banyak kenangan, karena dia selalu mengambil sikap sebagai guardian, selalu siap siaga disekeliling aku, tapi nggak suka main. Menurut cerita mama, waktu aku baru lahir dan baru dibawa kerumah dari Rumah Sakit, Gordon selalu tidur dibawah ranjang ku.  Siapa aja yang mendekat, tamu atau saudara yang mau melihat aku, langsung diberi geraman, sampai mama bilang “udah Gordon, ga apa-apa ya”, baru dia tenang lagi. Rupanya dia tau kalau aku ‘precious thing’ untuk mamaku.  Uhuy !!

All my doggies_1444726511618_1449591575780

Hero

Aku lupa Tina dan Gordon mati waktu umur berapa.  Setelah mereka, ada 1 doggie, tapi aku bener – bener lupa namanya …. Yang aku inget lagi mulai thn 1979, ada doggie kecil, ga jelas juga jenis apa dan dari mana, namanya Hero.  Itu kesayangan adikku, Helen. Dia hidup sampai cukup tua, sampai agak rabun dan pikun …. Tau dari mana ?? Hehehe …. Taunya karena dia bisa tiba – tiba menyerang orang yang sebenernya sudah sangat dikenal.  Selain itu dia juga jadi agak ‘sensi’ di masa tuanya, karena setelah sekian lama sendirian jadi kesayangan seluruh keluarga, tiba – tiba tahun 1982 om John (kakaknya mami)  datang dan membawa seekor Doberman kecil.

All my doggies_1444726592252_1449591630245

Chiqqy

Chiquitita, itu nama yang diberikan Helen buat si Doberman betina kecil.  Dia lucu banget, nakal tapi pinter. Proporsi badannya belum bener karena masih kecil, jadi keliatan aneh karena kakinya seperti kepanjangan.  Selain itu, Doberman asli sebenernya kupingnya itu turun.  Tapi supaya keren dan galak, biasanya kupingnya di potong supaya bisa berdiri, buntutnya juga dipotong.  Nah waktu datang, buntutnya Chiqqy sudah dipotong, tapi kupingnya belum.  Kita dipesan untuk segera potong kupingnya supaya masih bisa berdiri nanti.  Tapi kita semua nggak tega ….. lagipula kita pelihara bukan untuk di adu atau dilombakan, jadi akhirnya diputuskan untuk membiarkan saja telinganya tetep panjang kebawah dan lebar.  Makin tambah lucu dia jadinya, kalau lari dan lompat – lompat, kupingnya ikut melambai – lambai.  Memasuki usia 7 bulan, Chiqqy makin besar dan nakal. Suatu hari dia ‘mencuri’ jagung dari sisa sayur asem yang dibuang ditempat sampah.  Ketika sedang asik dibuat mainan oleh Chiqqy, ketauan oleh mama …. Dan karena dia takut mainannya diambil mama, langsung ditelan !! Dan ternyata ini awal bencana ……..

Selang beberapa hari, Chiqqy koq mulai nggak doyan makan …. Lesu, tapi perutnya membesar.  Ada yang nggak beres nih ….. Akhirnya kami bawa Chiqqy ke vet, drh. Wilfried Purba yang praktek terdekat dengan rumah kami di Lebak Bulus (eh dokternya ganteng lho …. baik pula, hehehe. Sekarang kalau di gugel ternyata udah jadi Direktur Penyehatan Lingkungan di Kementrian Kesehatan RI, wow …).  Beliau curiga ada sesuatu di pencernaan Chiqqy dan minta Chiqqy di rontgen.  Ternyata betul saja, sepotong jagung sayur asem itu menyumbat usus Chiqqy, persis seperti sumbat gabus di botol.  Sehingga makanan yang dimakan Chiqqy mampet dan membusuk, sehingga usus Chiqqy juga mulai membusuk.  Segera diambil tindakan, Chiqqy harus di operasi !! Wah …. Aku dan Helen sampe nangis – nangis selama menunggu Chiqqy opname di klinik drh. Wilfried.  Singkat cerita, operasi berhasil. Usus Chiqqy yang membusuk dibuang sekian sentimeter (lupaaa ….).  Chiqqy pulang masih dengan infus dikakinya, sehingga papi terpaksa merelakan salah satu kursi malasnya menjadi ranjang Chiqqy dan membuatkan gantungan infus.  Kata dokter Wilfried, masa kritisnya 3 hari. Lewat dari itu dia akan sembuh.  So bertiga saya, mama dan Helen bergantian merawat pasien pasca operasi ini. Bersihkan dan ganti perban bekas luka operasi, memberikan minum denan sedotan, nyuapin makanan, wah bener – bener kita jadi perawat.  Hari ke 3 Chiqqy mulai mau duduk dan bangun, wah seneng banget …. Tapi tiba – tiba dia terjatuh, kejang – kejang. Dari mulutnya keluar busa …… haduuuh …. Cepet – cepet mami telpon drh. Wilfried dan beliau segera datang. Tapi ternyata Chiqqy komplikasi pasca operasi, nggak tertolong ….. Chiqqy mati …. Huaaaa … sedihnyaaa …. 😦 😦 Bye Chiqqy ….. Dia dikubur dihalaman belakang rumah, tiap hari diberi bunga oleh Helen ….. hiks …. Berapa lama ya kita berkabung ?? hehehe …..

Drh. Wilfried yang melihat sendiri gimana sedihnya Helen menangis waktu Chiqqy mati, rupanya kasihan.  Awal tahun 1983,  tiba – tiba dia suruh kita datang kerumahnya.  Nggak taunya ada seekor puppy lucu warna coklat dengan moncong hitam yang mau diberikan sebagai pengganti Chiqqy.  Hahaaa ….. seneng banget …. Segera puppy itu kami bawa pulang. Hmm … betina nih …. Siapa ya namanya ?  Helen yang mendapat hak prerogative memberi nama, akhirnya memilihkan nama …. Cindy.

CIndy_1444725971970

Cindy

So, Hero punya teman lagi, sekarang betina kecil yang nakal bernama Cindy.  Usia 1 tahun saja Cindy sudah tumbuh badannya jauh lebih besar dari Hero.  Bukan hanya nakal. Cindy juga manjanya minta ampun. Awalnya dia tidur di ruang tamu, lama – lama didepan pintu kamarku, lama – lama lagi diranjangku.  Dan dia paling senang main dengan selimut saya, yang lama – lama jadi milik dia. Sebelum tidur, dia pasti main – main dulu dengan selimut itu.  Kalau kedinginan, dia akan membungkus dirinya sendiri dengan selimut. Dan makin lama dia

CIndy_1444726440990

with her doll and blanket

menjajah ranjang saya, sampai kadangkala saya tidur mojok di pinggir ranjang (non-dog-lovers pasti bilang : ‘siapa suruh dikasi naik ranjang !!’. Well, I don’t care, hehehe).

 

Meanwhile, beberapa waktu setelah Cindy datang, suatu sore papi pulang kantor membawa seekor herder !!  Bukan puppies, tapi herder dewasa.  Kita semua kaget ….. dan takut juga.  Ternyata papi beli di pinggir jalan. Papi kasihan liat herder itu kepanasan dan keliatannya nggak sehat.  Jadilah dibeli dan dibawa pulang.  Kelihatannya herder ini dibuang oleh pemiliknya, karena setelah kami bawa ke drh. Wilfried, dia sakit …… dan nggak tanggung – tanggung, sakitnya kanker paru – paru.  Oh my …… Kasian sekali !!  So, kita rawatlah dia. Oh ya, dia diberi nama Bonny oleh Helen.

All my doggies_1444726642283_1449591676474

poor Bonny

Ternyata Bonny baik dan cepat akrab dengan kami semua.  Bahkan dengan Hero dan Cindy pun dia nggak sok galak.  Dia ramah dan termasuk pendiam.  Dengan pengobatan yang kami berikan, Bonny kelihatan makin sehat dan segar.  Dia senang bercanda dengan Cindy.  Dan ikut – ikutan Cindy, senang menjajah kamar dan ranjangku ….. L  Jadilah …. Kalau hari hujan dan guntur,  mereka berdua naik dan bergelung di ranjangku ….. dan aku harus terpojok …… ngalah dengan mereka.  Tapi sayang, penyakit Bonny rupanya sudah parah.  Makin lama kondisinya makin parah, sampai suatu saat di bulan Februari 1983, Bonny muntah darah.  Dalam beberapa hari kondisinya menurun drastis. Dan tanggal 28 Februari akhirnya Bonny menyerah, dia mati. Meskipun Cuma sekitar 3 – 4 bulan Bonny di rumah, dia meninggalkan kenangan manis untuk kita semua.  Bye, Bonny ….. kamu udah nggak menderita lagi.

CIndy 3_1444727194554

Cindy & her puppies

Singkat kata, usia 1 tahunan, kebetulan ada tetangga, dokter Noerrama, yang juga penyayang doggie, yang punya doggie jantan yang siap dikawinkan.  So, kita besanan.  Lancar jaya ….. tidak lama kemudian, Cindy melahirkan 4 puppies yang super duper lucu dan menggemaskan.
3 jantan dan 1 betina : Ryan, Ralph, Caesar dan Natalie (of course nama – nama dari Helen, sang pembabtis doggie).

cindy puppies_1444727277791

Natalie, Ryan, Caesar & Ralph

cindy puppies_1444727345505

Natalie & Ryan

Jadi di rumah ada 6 ekor anjing sekarang.  Ramenya ….. jangan ditanya.  Seru !!!  Tapi lama – lama mami kewalahan juga. Waktu itu aku masih SMA, jadi baru di rumah paling cepat jam 4 sore. Akhirnya kita putuskan 3 puppies akan diberikan ke teman – teman yang minat.  Kebetulan ada beberapa teman yang  pingin.  Dan setelah di timbang – timbang, yang terpilih untuk tetap dipelihara adalah Caesar.  So dirumah ada 3 doggies, Hero, Cindy dan Caesar.  Mereka bertahan ber 3 sampai beberapa tahun kemudian.

Hero meninggal diusia tua nya, sekitar tahun 1986.  DI hari kematiannya, sejak pagi Hero udah nggak mau makan, nggak mau bergerak kemana – mana,  cuma duduk di bawah meja makan, area kekuasaannya.  Rupanya dia menunggu Helen, yang memang sangat saying padanya.  Jadi ketika Helen pulang sekolah dan kuberitahu bahwa Hero sejak pagi sudah nggak mau apa2 selain duduk lemas, segera Helen menghampiri Hero.  Dan tidak lama setelah diajak bicara dan dielus – elus oleh Helen, Hero tertidur lemas dan ….. mati.  Damai sekali ….. Cindy dan Caesar yang ada disekitar situ juga mengerti rupanya, mereka hanya duduk diam memandang Helen yang menangisi Hero. Dengan bantuan pak Wono, supir kami, Hero dikubur di halaman samping kamar aku dan Helen.

Cindy dan Caesar mengisi hari – hari kami sampai cukup lama.  Keduanya sempat kawin, tapi karena incest, anaknya langsung mati beberapa saat setelah lahir.  Pity !!

Sejujurnya saya lupa, Cindy mati tahun berapa.  Dan karena sudah nggak ada yang bisa bantu menggali kubur, Cindy dibawa ke kuburan hewan di Pasar Minggu.  Begitu juga Caesar beberapa waktu kemudian.  Dan terakhir,  kami punya Simba.  Saya juga lupa darimana asalnya.  Konon seingat Helen, dari seorang teman emmm …. mantan … hahaha …. Whatever. Anyway, saya nggak sempet terlalu akrab dengan Simba dewasa.  Karena saya keburu menikah dan pindah rumah.  Simba akrab dengan Helen, dan ketika Helen mendapat beasiswa sekolah di Melbourne selama 2 tahun, Simba tinggal dengan tante saya, tante Trees di Lebak Bulus.  Yang paling mengharukan, waktu Helen pulang dari Melbourne, awalnya Simba sempat lupa.  Tapi begitu dia ingat dan mengenali Helen, dia jadi begitu excited dan sampai terkencing – kencing menerjang dan merangkul Helen. Sayangnya, beberapa waktu kemudian waktu Helen kembali ke Melbourne, kita dapat kabar Simba mati diracun orang.

Nah … sejak menikah, dan langsung punya baby, saya memutuskan untuk tidak lagi memelihara doggies.  Selain takut anak – anak alergi, saya juga takut nggak bisa membagi ‘kasih sayang’ dengan mereka.  Karena buat saya memelihara mereka sama aja dengan mengurus keluarga.  Daripada nggak keurus, mendingan nggak usah aja.

Sampai tahun 2008, ketika saya sedang berkutat dengan penyakit ajaib yang tiba – tiba akrab (baca : Catamenial Pneumothorax), suatu hari sepulang dari Rumah Sakit, kandang hamster yang sudah lama kosong koq ada di teras ?  Setelah diperhatikan lagi, lho ….isinya seekor puppy berwarna coklat mulus. What the hell ??  Ternyata oh ternyata, hubby ku bilang, puppy itu mau dibawa ke kebon papa di Cariu, untuk jaga kebon.  Oh ok lah …. Meskipun dia lucu, saya nggak mau memulai berakrab – akrab.  Takut ….. takut keburu jatuh cinta …. Hadeeh …..   Tapi koq dari hari ke hari nggak diambil – ambil ?  Sampai saya tanyakan ke hubby, katanya ok nanti sore diambil.  Hm … baiklah.

IMG0016A

Jackie

Sore hari, mama dan ipar saya datang, ceritanya mau ambil si puppy.  Tapi begitu melihat kelincahan dan warna bulunya yang emang bagus, coklat tua mengkilap, mama bilang “waaah ini mah terlalu bagus buat jaga kebon, lucu lagi ….. sayang … dipiara ajaaa …..” dan nggak lama mereka pulang ….. tanpa membawa si puppy.  Lho ???  Sepulang mereka, saya sempat termangu – mangu didepan kandang si puppy, berpandang – pandangan dengan dia.  Hmmm …. Kamu memang lucu, lincah dan memang cakep sih …. Jadi gimana dong ?? Aku keluarkan dia dari kandang, dia langsung melonjak ke pelukanku.  Begitu kupeluk, chemistrynya langsung nyambung, bonding tercipta begitu aja.  So, jadilah dia kupelihara …. Sampai detik ini.  Jackie. 

CAM00163

Jackie my boy

Dan Maret lalu, sepulang kerja, aku sempat terlonjak kaget ketika kulihat Jackie sedang duduk di carport, dan disebelahnya ada segunduk bulu hitam putih.  Wah …. Jackie membunuh si kucing belang yang memang selalu di gonggong setiap dia lewat nih !!  Tapi tiba – tiba gundukan itu bergerak, berdiri ….. eeh …ternyata seekor anjing kecil warna hitam putih, dengan gembira menggoyangkan ekornya.  Nah lho …. Anjing siapa ?  Koq bisa ada didalam rumah ? Asik tidur berdampingan dengan Jackie ? Hil yang mustahal banget …. But that’s what I saw !! Kayak mimpi !!  Setelah aku memasukan mobil ke carport, anjing kecil ini malu – malu mendekati aku, dan waktu kuangkat, dia pasrah meringkuk dipelukanku.  Hmm …. betina nih ….  Dan setelah kuperhatikan, bukan puppy, dia udah dewasa, Cuma memang jenis anjing kecil. So, what to do with her now ? Sementara ku beri makan, sepertinya dia nggak berniat pergi.  Karena selesai makan juga dia diam aja di carport. Aku foto, kumasukkan ke status bbm dan WA, facebook, siapa tau ada pemiliknya yang lihat, monggo diambil kembali.

2 hari, 3 hari, seminggu, 2 minggu, nggak ada yang mengklaim memiliki dia.  Sementara dia makin akrab dengan Jackie. Jackie begitu posesif dan melindungi dia.  Setiap ada doggie lain yang sekedar lewat, digonggong keras oleh Jackie. Tapi sejak ada si kecil ini, makin banyak doggie liar yang mondar mandir didepan rumah menunggu si kecil keluar.  Wah … repot ni judulnya ….

Si kecil ini, akhirnya saya namai Chilli,

2015-04-13 10.18.37-3

Chilli, si cabe-cabean

abis kelakuannya seperti cabe – cabean ….. senengnya ngeluyur aja, padahal udah disayang sama Jackie ;(.

Bulan lalu, dengan dukungan dari Hope For Dogs, akhirnya Chilli saya steril, supaya aman …. Dan sampai hari ini keduanya sudah jadi bagian dari keluarga saya ….

 

 

 

And so the story goes, I love all my doggies, they are not only my pet, they are my family …IMG_20151027_085404

Jakarta, November 2015

Dedicated to all my doggies on my 50th birthday

“Haa?? Jadi ketua lingkungan ? Wah … jangan saya pak, saya belum mampu.”

“Ketua lingkungan ? Aduh … yang lain aja pak. saya sibuk banget lho, nanti kasian warganya nggak keurus.”

“Wah, terima kasih banyak pak, rasanya saya nggak pantas ….. kegereja aja nggak rajin. Tapi kalau diperlukan bantu-bantu, saya bersedia kapan aja, pak….. kalo pas sempat….”

Akrab dengan kalimat-kalimat diatas ?  Ya, kalimat-kalimat itu kerap terdengar beberapa bulan ini, ketika Dewan Paroki MKK mengumumkan bahwa masa bakti para pengurus Dewan Paroki periode 2008 – 2010 akan segera berakhir.  Hampir semua lingkungan mulai mengadakan petemuan lingkungannya untuk mencari calon pengurus atau minimal ketua lingkungan yang baru.

Tetapi berbeda dengan proses pilkada yang diramaikan oleh mereka yang sangat berambisi untuk menjadi anggota dewan. Para calon tersebut berusaha dengan segala cara untuk dapat meraih kursi di dewan. Sementara pada proses pilkaling, yang banyak beredar adalah amplop berisi ‘surat penolakan’ dan yang terdengar adalah kalimat-kalimat seperti diatas.

SANDAL JEPIT ?

Kenapa ya, susah banget meminta kesediaan umat untuk menjadi ketua lingkungan ? Apa karena jadi ketua lingkungan nggak ada gajinya ? Udah gitu diomel-omelin orang melulu. Hmm … ada benarnya juga sih.  Tapi coba kita lihat dari sisi yang lain.

Pernah baca buku ‘Sandal Jepit Gereja’ karangan Anang YB ?  Saya kutip disini sedikit :

“ …….. Dalam Struktur Gereja Katolik yang dahsyat dan dipelihara secara kukuh, posisi seorang ketua lingkungan berada di lapisan terendah, sedangkan Paus tentulah menempati struktur nun jauh diatas. Jadi andai diperkenankan berandai-andai, Paus pantaslah kita sebut sebagai “Mahkota Gereja”, sedangkan seorang ketua lingkungan di lapis dasar cukuplah menjadi… “Sandal Jepit Gereja”.

Betul banget! Jadi ketua lingkungan itu sama seperti jadi sandal jepitnya gereja.  Namun meskipun cuma jadi sandal jepit, tetap

Sandal jepit

mempunyai fungsi penting.  Coba saja, kalau kita jalan-jalan keluar rumah, main kerumah tetangga, tentunya kita tidak pakai sepatu yang keren, tapi cukup pakai sandal jepit.  Kalau tidak pakai sandal, pastinya kaki kita akan sakit kena aspal atau batu-batu kerikil di jalanan.

Begitupun Gereja.  Tanpa ada ketua lingkungan, maka umat akan tersaruk-saruk dan menemui banyak kendala ketika harus berurusan dengan birokrasi Gereja.  Karena pastinya pastor paroki dan anggota dewan yang hanya beberapa orang tidak mungkin melayani kebutuhan ribuan umat di paroki tiap harinya.  Untuk itulah diperlukan para ketua lingkungan.  Bahkan Yesuspun perlu bantuan orang lain untuk sejenak memanggulkan salib-Nya.

Masih ingat tulisan di BENTARA edisi lalu ? Yang disebut “pelayanan” adalah ketika suatu kegiatan dilakukan ditengah-tengah kesibukan yang ada.  Kalau dilakukan ketika sedang nganggur, maka itu menjadi pekerjaan.  Maka kalau kesibukan kerja yang jadi kendala, wah … para murid Yesus juga semua dipanggil ketika sedang bekerja lho.  Simon dan Andreas dipanggil ketika sedang menebar jala di danau  (Mrk 1 : 16). Yakobus dan Yohanes anak Zebedeus sedang membereskan jala mereka (Mrk 1 : 20) dan Matius pemungut cukai sedang bekerja di rumah cukai (Mat 9:9).  Jadi bukan orang yang sedang bersantai-santai dan tidak bekerja yang dipanggil Allah untuk bekerja diladangNya, tapi justru mereka yang sedang produktif  dalam pekerjaannya.

Jadi ketua lingkungan memang kerja sukarela yang tidak ada gajinya. Tapi juga tidak seberat yang dibayangkan, terutama kalau dijalankan dengan hati yang tulus dan rela untuk melayani sesama.  Dan percayalah, kalau dijalani dengan keikhlasan dan ketulusan, niscaya banyak berkat dan pengalaman iman yang tidak mungkin diperoleh oleh umat lainnya.

TUGAS vs KUALITAS

Kerja yang utama adalah sebagai penghubung umat dengan hirarki Gereja yang lebih tinggi.  Gampangnya gini.  Kalau ada umat yang mau baptis, menikah, krisma, maka orang pertama yang harus dimintakan tandatangan adalah ketua lingkungan, sebelum dokumen-dokumen pelengkapnya diserahkan ke sekretariat paroki untuk diurus ke keuskupan.  Jadi tugas pertama ketua lingkungan : tanda tangan.  Selanjutnya kalau ada umat yang perlu sakramen pengurapan orang sakit, misa arwah, misa requiem, atau kunjungan prodiakon pada lansia, maka umat bisa minta tolong ketua lingkungan yang mencarikan pastor atau prodiakon.  Jadi tugas berikutnya : menelpon, lalu menemani pastor menemui umat yang membutuhkan.

Dalam setahun, Gereja punya minimal 5 agenda tetap untuk dilaksanakan umat lingkungan. Yaitu doa Rosario bulan Mei dan Oktober, pendalaman iman pra-Paskah dan masa Advent, serta Bulan Kitab Suci.  Nah tugas ketiga dari ketua lingkungan adalah menjadwalkan ke 5 agenda tahunan itu di lingkungannya masing-masing.  Ini paling gampang, karena pastinya ketua lingkungan punya seksi liturgi dan sekretaris.  Jadi yang melaksanakan kegiatan-kegiatan ini biasanya adalah mereka. Sekretaris yang membuat undangan dan menyebarkan, dan seksi liturgi yang melaksanakan acaranya.

Selebihnya adalah kegiatan-kegiatan insidentil yang tidak terjadi setiap hari, atau bahkan setiap minggu.  Rapat dewan, rapat wilayah, percayalah … tidak akan membuat Anda kehilangan waktu untuk keluarga dan kerja Anda.  Semuanya kembali tergantung pada seberapa efisien seorang ketua lingkungan mampu memberdayakan rekan-rekan pengurusnya sesuai jabatan masing-masing.

Hm, kelihatannya jadi ‘sandal jepit gereja’ ini cukup simple, tapi juga cukup punya peran sebagai ‘garda depan’ segala urusan umat dengan paroki.  Kalau sudah begini, jangan-jangan nanti ada yang merasa begitu dibutuhkan umat, lantas bersikap semena-mena seperti ‘raja kecil’ yang bisa seenaknya mempermainkan dan memperalat umat yang punya keperluan, lalu mulai menjadi “hamba yang jahat” (Mat 18 : 28 – 30).

“Kalau bukan saya yang memperjuangkan didepan Romo, wah belum tentnu surat keterangan ini bisa keluar lho pak.”

 “Wah bu, saya sampe nggak tidur lho siang malam nelponin Romo supaya bisa misa dirumah ibu.”

“Saya usahakan ya pak, nggak janji lho …kalau bapak nggak nyerahkan suratnya sore ini, nggak akan disetujui Romo.”

Walaaaah …. bukan kalimat-kalimat seperti itu yang diharapkan umat.  Bagaimanapun, ini adalah suatu bentuk ‘pelayanan’ pada Allah dan pada sesama, sehingga iman Katolik juga perlu dikedepankan. Melayani dengan penuh ketulusan, kesabaran dan kerendahan hati adalah kualitas ekstra yang perlu dimiliki oleh seorang ketua lingkungan sebagai ‘sandal jepit gereja’ yang berkualitas Crocs. crocs

TUNGGU APA LAGI ?

Jadi tidak sulit kan menjadi ketua lingkungan ?  Dengan bantuan dan kerjasama teman-teman yang juga berkualitas Crocs (baca: punya hati yang tulus dalam melayani), maka semua pasti akan berjalan dengan lancar.  Tahu-tahu 1 periode sudah terlewati dengan berbagai kenangan dan pengalaman yang tak akan pernah tergantikan.

Tapi apa untungya sih jadi ketua lingkungan ? Udah nggak digaji sering jadi ‘tong sampah’ uneg-uneg  umat yang ngak puas dengan birokrasi Gereja. Ngapain ?? Nah .. ini dia … !! Memang tidak ada alokasi gaji untuk ketua lingkungan. Tapi percayalah, gaji itu akan didepositokan buat sepetak kapling dikompleks perumahan milik Bapa di surga.  Makin banyak depositonya, makin besar kapling yang akan jadi milik sang ketua lingkungan.  Masa sih nggak mau punya kapling ukuran vila di surga ??

Maka yuk ….ramai-ramai jadi sandal jepit (Crocs) di gereja kita……

“Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya”

 (Mrk 9 : 35)

 

Meruya, 8 September 2010 – Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria  

(Pernah dimuat di Majalah Paroki MKK “Bentara” edisi September 2010 – terinspirasi dari buku “Sandal Jepit Gereja” – Anang YB)


Come n join me @ dBC Network

May 2024
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Blog Stats

  • 32,648 hits

Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 5 other subscribers

Recent Comments

sitoingcantik on CATAMENIAL PNEUMOTHORAX
sitoingcantik on CATAMENIAL PNEUMOTHORAX
sitoingcantik on CATAMENIAL PNEUMOTHORAX
sitoingcantik on CATAMENIAL PNEUMOTHORAX
Andiswanda on CATAMENIAL PNEUMOTHORAX
WordPress.com

WordPress.com is the best place for your personal blog or business site.